Dalam buku The Hidden Gifts of the Introverted Child: Helping Your Child Thrive in an Extroverted World, Dr. Marti Olsen Laney menjelaskan dengan rinci bahwa gen dan lingkungan berperan serta dalam pembentukan kepribadian seseorang. Selain itu, ada beberapa perbedaan yang "memang dari sananya" sudah begitu antara extrovert dan introvert. Perbedaan ini sudah dijelaskan pada poin sebelumnya.
Faktor lingkungan yang berperan dalam pembentukan kepribadian ini berupa pengasuhan, kebiasaan, budaya, dan pendidikan. Tetapi, pengaruh lingkungan tidak serta merta mengubah kepribadian secara menyeluruh dan selamanya. Kepribadian bersifat menetap, hanya saja ia bisa fleksibel dalam kondisi tertentu. Ada semacam set point, di mana terdapat batas atas dan bawah yang bisa otak kita tangani.
Otak kita memiliki "batas bawah" introversi yang membuat kita sesekali ingin pergi jalan-jalan ke luar dan otak kita juga memiliki "batas atas" yang membuat kita tak bisa terlalu lama berada dalam kerumunan orang banyak. Selama kita berada diantara batas bawah dan batas atas "suhu" kita, maka kita akan baik-baik saja.
Tetapi jika kita berada di bawah atau melebihi batas atas "suhu" kita, maka kita akan butuh waktu untuk menyamankan diri kembali. Introversi dan ekstroversi dalam diri kita bisa berubah-ubah dalam "suhunya" ketika ada kondisi yang memaksanya untuk berubah dan menyesuaikan diri.
Setiap kepribadian memiliki waktu terbit sendiri. Seperti matahari dan bulan; terang dan gelap; introvert dan extrovert sama-sama diperlukan untuk menciptakan keseimbangan.