ilustrasi laut (pexels.com/Francesco Ungaro)
National Oceanic and Atmospheric Administration menyebutkan bahwa konsentrasi garam di air laut bervariasi dan dipengaruhi suhu, penguapan, serta curah hujan. Salinitas atau konsentrasi garam dalam air laut umumnya rendah di wilayah khatulistiwa dan kutub. Ini terjadi karena daerah tropis dekat garis khatulistiwa menerima curah hujan yang banyak. Akibatnya, air hujan menurunkan salinitas air laut.
Sebaliknya, salinitas lebih tinggi di daerah yang jauh dari khatulistiwa karena berkurangnya curah hujan dan lebih banyak sinar matahari sehingga meningkatkan penguapan. Beberapa laut memiliki kadar garam lebih tinggi daripada laut lainnya, terutama di tempat tingkat penguapan tinggi, seperti Laut Merah. Perairan yang terisolasi juga bisa menjadi lebih asin, contohnya Laut Mati.
Proses terbentuknya garam di laut melalui proses yang panjang dan kompleks. Sebagian besar garam di air laut berasal dari larutnya mineral di bebatuan oleh hujan dan terbawa menuju ke laut. Proses geologi, seperti letusan gunung berapi di bawah laut, juga dapat melepaskan mineral ke laut.