ilustrasi kucing peliharaan (unsplash.com/Oksana Zub)
Kucing adalah hewan karnivora sejati, yang artinya mereka harus mengonsumsi produk hewani untuk bertahan hidup. Karena tidak membutuhkan karbohidrat dalam makanannya, kucing pun tidak memerlukan kemampuan untuk merasakan manis. Hal ini kemungkinan besar memengaruhi evolusi indera pengecap mereka, atau sebaliknya, indera pengecap mereka beradaptasi sesuai dengan pola makan alami mereka.
Meskipun lidah kucing memiliki kemiripan fisik dengan lidah mamalia lain, tetapi terdapat beberapa perbedaan penting. Salah satu perbedaan paling mencolok adalah jumlah bintil pengecap (taste buds). Manusia memiliki sekitar 9.000 bintil pengecap, anjing sekitar 1.700, sementara kucing hanya memiliki sekitar 470. Meskipun struktur bintil pengecap kucing serupa dengan manusia, tapi kucing tidak memiliki reseptor khusus yang dibutuhkan untuk mengenali rasa manis secara penuh. Jadi, meski secara teknis mereka bisa sedikit merasakan manis, otak mereka tidak bisa mengenalinya sebagai rasa yang menyenangkan seperti yang kita rasakan.
Menariknya, dalam hal rasa pahit, kucing justru memiliki keunggulan. Kemampuan ini memungkinkan kucing untuk lebih mudah menghindari zat-zat beracun di lingkungan yang biasanya memiliki rasa pahit. Walaupun jumlah bintil pengecap mereka jauh lebih sedikit dibandingkan hewan lain, kucing tetap mampu merasakan rasa asam, pahit, asin, dan umami dengan cukup baik. Hal ini kemungkinan terbantu oleh indra penciuman mereka yang sangat tajam, yang ikut berperan besar dalam proses pengenalan rasa.