ilustrasi deforestasi (pexels.com/Pok Rie)
Penjelasan soal banjir sering berhenti pada jawaban “iya” atau “tidak”. Pendekatan seperti ini mengabaikan perbedaan kondisi tanah, jenis hutan, dan tahap perubahan lahan. Padahal, efek deforestasi tidak seragam di setiap tempat.
Hutan muda, hutan tua, tanah berpasir, dan tanah liat memberi respons yang berbeda terhadap hujan. Kehilangan kanopi dan akar memang bisa meningkatkan risiko banjir, tetapi besar kecilnya dampak tidak bisa digeneralisasi. Di titik ini, kesalahan membaca hubungan keduanya menjadi tak terhindarkan.
Kesalahan umum membaca hubungan banjir dan deforestasi sering kali muncul karena dijelaskan melalui satu variabel atau satu peristiwa tunggal. Risiko banjir terbentuk dari interaksi antara intensitas hujan hingga perubahan penggunaan lahan yang berlangsung bersamaan. Ketika salah satu faktor tersebut dipisahkan dari konteksnya, kesimpulan yang dihasilkan cenderung menyederhanakan proses yang sebenarnya terjadi.
Referensi:
"Forest--flood relation still tenuous--comment on ‘Global evidence that deforestation amplifies flood risk and severity in the developing world’by CJA Bradshaw, NS Sodi, KS-H. Peh and BW Brook" Global Change Biology. Diakses pada Desember 2025
"Managing Flood Risk: How Is Deforestation Related to Erosion and Flooding?" Trapbag. Diakses pada Desember 2025
"How Can Deforestation Cause Flooding?" Emission. Diakses pada Desember 2025
"UGM Expert: Severe Sumatra Flash Floods Driven by Upper Watershed Forest Degradation" UGM. Diakses pada Desember 2025