Dahulu letusan Gunung Krakatau digadang-gadang sebagai letusan terdasyat yang pernah terjadi dalam dunia modern. Letusannya mampu terdengar hingga ke negeri seberang, menyebabkan perubahan cuaca yang drastis di seluruh dunia dan membuat gelombang laut yang sangat besar. Namun hanya itu saja amarah Gunung Krakatau yang keluar dan setelah itu tidak ada aktivitas berbahaya lagi. Sampai tersisa anak gunung ini (sebagai sisa ledakan) dan dipercaya oleh orang-orang tidak mampu memberikan bencana seperti induknya tersebut.
Sayangnya, dugaan tersebut salah. Pada Sabtu malam kemarin (23/12) Anak Krakatau meletus, menyebabkan sejumlah getaran ke area-area sekitarnya. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hal itu tidak menyebabkan tsunami, namun ternyata salah prediksi. Tsunami menerjang Banten dan menyebabkan lebih dari 200 orang meninggal.
Pertanyaan utama dari ini: bagaimana bisa tsunami tersebut tidak terperkirakan, tidak seperti yang terjadi pada bencana alam gempa ataupun tsunami-tsunami sebelumnya? Ada satu jawaban yang paling penting. Itu karena ada fenomena alam penyebab tsunami yang sebelumnya tidak terjadi di tempat lain.