ilustrasi awan kumulonimbus (pixabay.com/Sergio Cerrato - Italia)
Warna awan tidak hanya dipengaruhi oleh ketebalan dan kandungan airnya, tetapi juga oleh latar belakang langit dan kondisi pencahayaan. Saat langit di sekitar awan sangat cerah, awan bisa tampak lebih gelap karena kontrasnya. Sebaliknya, jika langit di belakangnya gelap, awan bisa terlihat lebih terang.
Partikel-partikel di atmosfer seperti debu dan kabut juga bisa mengubah warna awan, misalnya memberi warna kuning, jingga, atau merah pada awan yang jauh di cakrawala, terutama saat matahari terbit atau terbenam. Kadang, awan juga bisa menunjukkan efek warna pelangi lembut (iridesensi) karena difraksi cahaya oleh tetesan air atau kristal es yang seragam, terutama di sekitar matahari atau bulan.
Secara sederhana, awan hujan tampak gelap karena padat dan tebal, dipenuhi dengan tetesan air dan kristal es yang menghambat dan menyerap cahaya matahari. Bagian atas awan menyebarkan sebagian besar cahaya, sehingga bagian bawah tampak lebih gelap jika dilihat dari Bumi. Semakin besar tetesan air, semakin banyak cahaya yang diserap, menambah efek gelap pada awan. Kombinasi dari semua faktor ini menandakan bahwa awan tersebut sarat dengan kelembapan dan kemungkinan besar akan segera menurunkan hujan.
Referensi
Kidz Herald. Diakses pada Juni 2025. Why Are Rain Clouds Black?
Live Science. Diakses pada Juni 2025. Why Are Rain Clouds Dark?
ScienceABC. Diakses pada Juni 2025. Why Do Clouds Appear Dark or Gray in Color?
Scientific American. Diakses pada Juni 2025. Why Do Clouds Turn Gray before It Rains?