Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pisang
Ilustrasi pisang (freepik.com/mrsiraphol)

Intinya sih...

  • Cahaya pada pisang di bawah sinar UV adalah hasil dari reaksi alami senyawa kimia dalam buah.

  • Cahaya fluoresensi pada pisang bisa menjadi penanda tingkat kematangan buah tersebut,.

  • Penemuan ini membuka peluang baru dalam penelitian dan teknologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mungkin sebagian orang hanya menganggap pisang sebagai buah biasa yang manis dan mengenyangkan. Namun, ada fakta unik yang jarang diketahui, pisang ternyata bisa bercahaya ketika disinari dengan cahaya ultraviolet (UV). Fenomena ini bukan sulap, melainkan hasil dari reaksi kimia alami yang terjadi di dalam buah.

Jika pisang ditempatkan di bawah lampu UV, kulitnya akan memunculkan cahaya berwarna kebiruan atau kehijauan. Tentu saja hal ini cukup mengejutkan bagi banyak orang, karena pisang tidak terlihat istimewa pada cahaya biasa. Pertanyaannya, apa sebenarnya yang membuat pisang bisa bersinar seperti lampu neon mini?

1. Proses kimia di balik cahaya pisang

ilustrasi pisang (freepik.com/KamranAydinov)

Cahaya yang muncul pada pisang di bawah sinar UV bukanlah sesuatu yang mistis, melainkan reaksi alami dari senyawa kimia di dalam buah. Saat pisang mulai matang, kulitnya mengalami pemecahan klorofil, yaitu pigmen hijau yang biasa ada pada daun dan buah muda. Proses pemecahan klorofil ini menghasilkan molekul turunan yang masih memiliki kemampuan menyerap energi cahaya, lalu memancarkannya kembali.

Ketika molekul ini terkena sinar ultraviolet, energi yang mereka serap kemudian dipancarkan dalam bentuk cahaya fluoresensi berwarna biru kehijauan. Inilah yang membuat pisang seolah-olah “bersinar” di bawah sinar UV. Fenomena ini sama sekali tidak berbahaya, tetapi justru menjadi tanda menarik bahwa ada biokimia bekerja di balik perubahan warna kulit buah.

2. Kaitan dengan tingkat kematangan pisang

ilustrasi pisang (pixabay.com/_Alicja_)

Uniknya, cahaya fluoresensi pada pisang ternyata bisa menjadi penanda tingkat kematangan buah tersebut. Pisang yang masih hijau atau baru mulai matang biasanya tidak terlalu bercahaya, karena kandungan klorofilnya masih utuh. Namun, semakin matang pisang, semakin banyak klorofil yang terurai, sehingga cahaya biru kehijauan makin terlihat jelas di bawah UV.

Bahkan, dalam penelitian, cahaya fluoresensi ini digunakan untuk mempelajari proses pematangan pisang secara lebih akurat daripada sekadar mengandalkan warna kulit. Jadi, fenomena ini bukan hanya keren untuk dilihat, tetapi juga punya manfaat praktis dalam dunia sains dan industri pangan, terutama dalam pengemasan dan distribusi buah.

3. Relevansi dalam penelitian dan teknologi pangan

ilustrasi pisang yang matang (pixabay.com/Alexas_Fotos)

Penemuan bahwa pisang bercahaya di bawah sinar UV tidak hanya memuaskan rasa penasaran, tetapi juga membuka peluang baru dalam penelitian. Dengan menggunakan teknik pencitraan fluoresensi, ilmuwan bisa memantau kondisi buah tanpa harus merusaknya. Ini sangat berguna dalam memastikan kualitas pisang yang dijual di pasaran.

Selain itu, fenomena ini dapat dijadikan inspirasi dalam bidang teknologi. Misalnya, pemanfaatan sinar UV untuk mengidentifikasi buah matang yang siap konsumsi atau untuk meningkatkan cara penyimpanan agar buah tetap segar lebih lama. Dengan kata lain, cahaya aneh pada pisang sebenarnya menyimpan informasi penting yang bisa dimanfaatkan manusia.

Fenomena pisang bercahaya di bawah sinar UV menunjukkan betapa banyak keajaiban kecil dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita abaikan. Dari sekadar buah yang biasa kita makan, pisang ternyata menyimpan “rahasia” yang bisa dipelajari untuk kepentingan sains dan teknologi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team