ilustrasi Laticauda laticaudata (commons.wikimedia.org/Bramadi Arya)
Laticauda laticaudata mempunyai banyak nama, mulai dari common sea krait, blue-banded sea krait, hingga blue-lipped sea krait. Pada tahun 1758, spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (naturalis Swedia). Wilayah persebarannya sangat luas, meliputi India, Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Jepang, China (tepatnya di Taiwan dan Fujian), Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Palau, Fiji, Vanuatu, serta Australia.
Lagi-lagi, ular betina berukuran lebih besar. Panjangnya 107 sentimeter, sementara ular jantan hanya 91 sentimeter. Karena populasinya melimpah dan tersebar di banyak negara, Laticauda laticaudata dikategorikan sebagai spesies yang paling tidak mengkhawatirkan.
Ternyata, beberapa ular di atas menjadikan Indonesia sebagai rumahnya. Bagi kamu yang mengaku ‘anak pantai’, selalu perhatikan sekeliling, ya!
Referensi:
Britannica. Diakses pada Desember 2024. “Sea Snake”.
Animal Diversity Web. Diakses pada Desember 2024. “Laticauda colubrina”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Black-banded Sea Krait”.
World Atlas. Diakses pada Desember 2024. “Maps of Niue”.
Worldometer. Diakses pada Desember 2024. “Niue Population”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Katuali”.
World Species. Diakses pada Desember 2024. “Laticauda schistorhyncha”.
New Zealand Herpetological Society. Diakses pada Desember 2024. “New Caledonian Sea Krait”.
New Caledonia Tourism. Diakses pada Desember 2024. “Discover the Geography of New Caledonia”.
Trading Economics. Diakses pada Desember 2024. “New Caledonia – Land Area”.
Animalia. Diakses pada Desember 2024. “Blue-lipped Sea Krait”.
Thai National Parks. Diakses pada Desember 2024. “Blue-lipped Sea Krait”.