Beberapa hari ke belakang, dunia dihebohkan dengan sederet foto dua serigala kecil dengan rambut berwarna putih yang berada di atas takhta besi layaknya yang ada dalam serial Game of Thrones. Kehadiran dua serigala kecil itu jelas bukan untuk promosi serial atau film tertentu, melainkan menunjukkan pencapaian revolusioner yang dilakukan manusia terhadap genetik hewan. Ya, dua serigala tersebut bukan serigala biasa, melainkan sosok dire wolf 2.0 yang berhasil "dihidupkan" kembali.
Peneliti dari Colossal Laboratories & Biosciences jadi pihak yang menjalani dan mengumumkan proyek ini pada seluruh dunia. Sebenarnya, Remus dan Romulus lahir pada 1 Oktober 2024 silam, tetapi baru diumumkan ke publik pada 7 April 2025 dengan foto yang menunjukkan keduanya saat masih kecil.
Saat ini, Remus dan Romulus sudah memasuki usia remaja dan ukuran mereka lebih besar dengan panjang 121 cm dan bobot 36 kg. Dalam klaim Colossal Laboratories & Biosciences, kehadiran Remus dan Romulus jadi bukti bahwa program de-extinction memang mungkin dilakukan pada spesies hewan punah dengan DNA yang masih cukup baik.
Sebagai informasi, dire wolf (Aenocyon dirus) merupakan spesies serigala berukuran besar yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada zaman Pleistosen akhir dan Holosen awal atau sekitar 125—10 ribu tahun yang lalu. Spesimen pertama dari dire wolf ditemukan sekitar tahun 1854 oleh Francis A Lincke di Sungai Ohio, Evansville, Indiana. Kemudian, serigala purba ini memperoleh nama sekitar 4 tahun kemudian atau pada tahun 1858.
Apa yang dilakukan tim Colossal Laboratories & Biosciences jelas jadi langkah berani dan inovatif. Pasalnya, hasil penelitian ini membuktikan kalau ilmu dan teknologi manusia sudah benar-benar sampai pada tahap penyuntingan objek sekecil DNA. Lantas, bagaimana proses yang dijalani tim Colossal Laboratories & Biosciences sampai melahirkan Remus dan Romulus, si dire wolf 2.0? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
