ilustrasi patung tanuki (commons.wikimedia/pang yu liu)
Tanuki sudah lama dikenal sebagai simbol kuat dalam budaya Jepang, sekaligus lambang rezeki dan keberuntungan. Di era modern, patung-patung tanuki yang mudah dikenali dengan perut buncit, senyum lebar, dan topi kecil sering ditemukan di depan toko, restoran, atau rumah, dipercaya membawa keberkahan dan kemakmuran.
Lebih dari sekadar bentuknya yang unik, setiap bagian patung tanuki menyimpan makna mendalam—topi yang melindungi dari bahaya, mata besar yang menggambarkan kewaspadaan, perut yang besar sebagai tanda kemurahan hati, serta botol sake yang melambangkan rasa syukur.
Popularitas tanuki sebagai pembawa keberuntungan juga berasal dari seni keramik tradisional di desa Shigaraki, Prefektur Shiga. Di sana, figur tanuki dibuat dengan desain yang menggambarkan delapan lambang keberuntungan, yang dikenal sebagai Hassou Engi. Kesuksesan figur ini semakin dikenal luas setelah kunjungan Kaisar Showa pada tahun 1951. Sejak saat itu, patung tanuki menjadi jimat favorit yang dipercaya dapat mendatangkan berkah dalam urusan bisnis serta menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam.
Selain dikenal sebagai simbol kesuksesan dan kemakmuran, tanuki juga diperingati melalui festival tahunan yang menonjolkan sifatnya yang ceria dan pintar bermain trik. Festival ini menghidupkan semangat kebahagiaan, keberuntungan, dan kesuburan dalam budaya Jepang.
Pada dasarnya, tanuki menggambarkan perpaduan antara mitos dan tradisi yang menjadi lambang kekayaan tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga keberuntungan dan keharmonisan sosial di tengah masyarakat Jepang.