Budak sering kali diharapkan bekerja dalam kondisi fisik yang sangat sulit, terutama di ladang atau di perkebunan kapas. Sementara para budak bekerja di kebun, budak lainnya diharuskan bekerja di rumah tuannya dan diharapkan "terawat" atau "bersih." Budak-budak ini juga sering memiliki kulit yang lebih bagus atau keterampilan berbicara yang lebih baik.
Bagaimanapun, masuk akal bagi tubuh budak untuk dilindungi dan dipelihara. Namun pada kenyataannya, hal ini jarang terjadi. Khususnya dalam kasus-kasus di mana para budak bertengkar satu sama lain, atau melawan pemilik atau pengawas mereka, adalah hal biasa bagi para pemilik budak untuk memutilasi bagian tubuh mereka.
Melansir dari buku An Essay on the Treatment and Conversion of African Slaves in the British Sugar Colonies, terkadang mereka "hanya" akan memotong telinga atau mengiris daging para budak. Contoh yang lebih parah termasuk mengamputasi anggota badan, mencungkil mata, memotong paha bagian belakang, atau bahkan mengebiri, baik laki-laki dan perempuan.
Dalam banyak kasus, para korban tidak menerima perawatan medis. Beberapa budak bahkan harus meninggal karena infeksi, kehilangan darah, dan komplikasi.