ilustrasi psikologi terbalik atau reverse psychology (wallpaperkiss.com)
Berbicara mengenai polemik tersebut, dosen Administrasi Publik di Universitas Airlangga, dr. Falih Suaedi, mengatakan bahwa menunjuk pelanggar hukum jadi duta di bidang tertentu adalah hal yang "sia-sia". Ini dikarenakan masyarakat sudah tahu "boroknya", sehingga hanya menganggap gelar tersebut "lelucon".
“Kalau pelanggar dijadikan duta, itu hal yang sia-sia. Efeknya pun nihil karena duta seharusnya menjadi teladan, tetapi masyarakat sudah tahu bahwa yang diangkat tidak mengimplementasikan nilai-nilai dengan baik dan konsisten,” jelas dr. Suaedi melalui wawancaranya dengan UNAIR News dalam artikel yang berjudul "Violators Appointed as Ambassadors, Expert: Re-orientation of Image is Needed".
Malah, dr. Suaedi menekankan bahwa duta seharusnya berasal dari kelas menengah ke bawah agar pesan yang disampaikan benar-benar meresap ke seluruh segmen masyarakat. Beliau kemudian menjelaskan bahwa seorang teladan hendaknya memenuhi dua kriteria utama, yaitu:
- Mampu memotivasi, menginspirasi, atau mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang mereka lakukan;
- Memberikan contoh dan dukungan.
ilustrasi berbicara di depan orang banyak (coursehero.com)
Berbeda pandangan dengan dr. Suaedi, dr. Ane mengatakan bahwa menjadikan para pelanggar hukum duta memiliki keampuhan tersendiri. Namun, hal ini harus dilihat dari dua sisi, yaitu dari kesungguhan sang duta menjalankan perannya dan penerimaan masyarakat luas.
Ada beberapa kemungkinan kalau masyarakat akan berpikiran terbuka dan menerima sang duta terlepas dari kesalahannya, atau tetap memandangnya sinis. Hal ini pun berlaku pada para duta. Peran baru ini baru dibilang ampuh bila mereka menjalankannya dengan sepenuh hati, bukan sekadar candaan.
"Hak beropini itu hak setiap orang. Ini pun berlaku pada orang yang mendapatkan titel 'Duta'. Apakah dia mau menjalankan perannya dengan kesungguhan dan mau berubah atau tidak, ini tergantung dari pribadi masing-masing. Bukan hal yang dapat diatur," kata dr. Ane.