Menjulang ke Langit, Ini 5 Pohon yang Bisa Tumbuh hingga 80 Meter!

Dikenal juga sebagai Mountain ash, Eucalyptus regnans adalah salah satu pohon tertinggi di dunia yang bisa mencapai tinggi lebih dari 80 meter. Pohon ini tumbuh subur di hutan-hutan dingin dan lembap di Tasmania dan Victoria, Australia. Batangnya lurus menjulang dan mampu bertahan hidup ratusan tahun, bahkan ada yang tercatat pernah mencapai 107 meter.

Tak hanya mencengangkan secara ukuran, pohon ini juga sangat penting dalam menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar. Daunnya jadi makanan koala, sementara habitatnya menjadi rumah bagi berbagai satwa liar. Keberadaan Mountain ash menegaskan bahwa alam Australia punya kekuatan untuk menciptakan menara hidup yang luar biasa.

Redwood atau Sequoia sempervirens adalah legenda hidup dari hutan pesisir California yang bisa tumbuh hingga 115 meter, meskipun rata-rata tingginya berada di kisaran 80 meter. Kulit batangnya tebal, berwarna merah tua kecoklatan, dan tahan terhadap api serta serangga—membuat pohon ini bisa hidup hingga ribuan tahun. Di balik keindahannya, redwood juga berperan besar sebagai penyerap karbon dan pengatur kelembapan mikro di dalam hutan.

Di bawah naungannya yang rindang, berbagai jenis burung, rusa, dan mamalia kecil berlindung dengan tenang. Tak heran jika hutan redwood dianggap sebagai salah satu ekosistem paling magis dan penting di dunia. Berdiri di dekatnya seperti berdiri di kaki raksasa purba yang bersahabat.

Douglas fir atau Pseudotsuga menziesii adalah pohon yang menjulang tinggi di wilayah barat Amerika Utara, dan dapat tumbuh hingga 85 meter. Kayunya sangat kuat, menjadikannya salah satu jenis kayu konstruksi paling populer di dunia. Meski sering digunakan untuk industri, pohon ini juga berperan penting dalam menjaga kestabilan lereng pegunungan dari erosi.

Daun jarumnya yang khas memberi aroma menyegarkan, dan menjadi habitat penting bagi burung-burung serta hewan kecil lainnya. Douglas fir adalah contoh nyata bagaimana kekuatan dan keindahan bisa berpadu dalam satu batang yang menjulang. Ia juga menjadi bagian penting dalam budaya lokal masyarakat asli Amerika.

Tualang atau Koompassia excelsa adalah pohon tinggi dari hutan-hutan Malaysia dan Indonesia, yang tingginya bisa mencapai lebih dari 80 meter. Ciri khas pohon ini adalah batangnya yang halus dan licin berwarna kelabu putih, serta tajuknya yang luas dan tinggi menjulang. Di alam liar, pohon ini sering menjadi tempat bersarangnya lebah hutan penghasil madu karena posisi cabangnya yang sangat tinggi dan sulit dijangkau predator.

Selain penghasil madu, tualang juga memainkan peran besar dalam menjaga kelembapan hutan dan sistem air tanah. Sayangnya, ia juga menjadi incaran pembalakan karena kualitas kayunya yang bagus. Padahal, keberadaannya sangat penting dalam menjaga ekosistem hutan tropis tetap sehat.

Pinus lambertiana, atau dikenal sebagai Sugar pine, adalah salah satu jenis pohon pinus tertinggi di dunia yang dapat tumbuh hingga 80 meter. Pohon ini banyak ditemukan di wilayah pegunungan California dan Oregon, dan menjadi ciri khas dari kawasan hutan pegunungan yang sejuk dan lembap. Namanya diambil dari getah manis yang dihasilkan dari batangnya, yang dulu pernah dikonsumsi oleh penduduk asli sebagai pemanis alami.

Selain menjulang tinggi, Sugar pine juga dikenal memiliki kerucut (pine cone) terbesar di antara semua spesies pinus—yang bisa mencapai panjang 61 cm. Batangnya lurus dan kokoh, sering dijadikan bahan bangunan karena kualitas kayunya yang tinggi. Namun seperti pohon besar lainnya, keberadaannya juga penting untuk konservasi: menjaga kestabilan tanah, menjadi rumah bagi burung-burung hutan, dan menyerap karbon dalam jumlah besar.

Melihat kelima pohon raksasa ini, kita jadi sadar bahwa bumi menyimpan keajaiban yang tak hanya bisa dikagumi, tapi juga harus dijaga. Dengan tinggi yang menjulang hingga puluhan meter, mereka bukan sekadar penyejuk mata, tapi juga penjaga kehidupan di sekelilingnya. Setiap batang, daun, dan akar pohon-pohon ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Maka, melestarikan mereka bukan pilihan—melainkan kewajiban kita bersama.