Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Pohon Mahoni, Tanaman Multifungsi dengan Segudang Manfaat

ilustrasi pohon mahoni sebagai peneduh jalan (commons.wikimedia.org/Kembangraps)
Intinya sih...
  • Pohon mahoni memiliki nilai ekonomi tinggi karena cocok untuk industri furnitur, konstruksi, dan pembuatan kapal. Kayunya juga memiliki manfaat ekologis yang signifikan.
  • Spesies Swietenia mahagoni tumbuh hingga 35 meter dengan daun menyirip, bunga berukuran kecil, dan buah berupa kapsul berkayu.
  • Kayu pohon mahoni sangat cocok untuk furnitur, alat musik, dan pelapis dekoratif. Ekstrak bijinya juga memiliki potensi pengobatan diabetes dan sifat antioksidan.

Pohon mahoni dikenal sebagai salah satu jenis pohon kayu keras yang memiliki banyak manfaat dan nilai ekonomi tinggi. Pohon yang memiliki nama ilmiah Swietenia mahagoni ini berasal dari wilayah tropis Amerika Tengah dan Selatan, yang kini telah dibudidayakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kayu mahoni memiliki karakteristik yang sangat cocok untuk industri furnitur, konstruksi, hingga pembuatan kapal karena seratnya yang indah dan kuat. Ditambah, pohon ini memiliki manfaat ekologis yang signifikan, seperti kemampuannya untuk menyerap polutan udara dan memberikan naungan bagi lingkungan sekitarnya.

Namun, mahoni bukan hanya dikenal karena nilai ekonominya saja. Mahoni dianggap sebagai tanaman multifungsi yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Berikut beberapa fakta menarik tentang pohon mahoni.

1. Karakteristik fisik

ilustrasi biji pohon mahoni (pixabay.com/Bishnu Sarangi)

Swietenia mahagoni biasanya tumbuh hingga ketinggian 35 meter dengan mahkota yang lebar dan bulat serta pangkal penopang pendek yang diameternya dapat mencapai 1 meter. Kulit pohon yang lebih muda memiliki tekstur yang halus dan berwarna keabu-abuan, yang kemudian akan berubah menjadi lebih gelap dan bersisik saat pohon tersebut dewasa. Daunnya menyirip, berukuran panjang 10–25 sentimeter dan terdiri dari empat hingga sepuluh helai daun yang berbentuk tombak dan berwarna hijau tua.

Bunga pohon mahoni berukuran kecil dan tumbuh dalam malai, sedangkan buahnya berupa kapsul berkayu yang panjangnya 5–10 sentimeter. Setiap kapsul berisi banyak biji bersayap yang tersebar saat buah terbelah13.

2. Pertumbuhan dan habitat

ilustrasi pohon mahoni (commons.wikimedia.org/Forest and Kim Starr)

Pohon mahoni lebih menyukai tanah yang kering dan dapat mentoleransi berbagai jenis tanah, termasuk tanah liat, lempung, dan berpasir. Tanaman ini sangat toleran terhadap kekeringan dan dapat tumbuh di bawah sinar matahari penuh atau sebagian teduh. Spesies ini telah berhasil diperkenalkan di luar wilayah asalnya, termasuk beberapa bagian Asia dan Afrika, meskipun menghadapi tantangan karena hama seperti penggerek pucuk.

Tingkat pertumbuhan pohon mahoni sedang, tetapi biasanya dapat tumbuh lebih cepat dalam kondisi yang baik. Pohon muda mengembangkan batang lurus dengan cabang yang terbentuk pada ketinggian 2–3 meter di atas permukaan tanah.

3. Manfaat ekologis

ilustrasi pohon mahoni sebagai peneduh jalan (commons.wikimedia.org/Kembangraps)

Mahoni memainkan peran ekologis yang signifikan di habitat aslinya. Pohon ini menyediakan naungan dan habitat bagi berbagai spesies satwa liar. Dedaunan pohon yang lebat menciptakan habitat mikro yang mendukung banyak serangga dan burung. Selain itu, kayunya sangat berharga karena daya tahan dan ketahanannya terhadap kerusakan akibat angin, menjadikannya sangat ideal untuk lanskap perkotaan.

4. Manfaat ekonomi

ilustrasi kayu mahoni (freepik.com/flatart)

Kayu pohon mahoni memiliki serat yang lurus dan warna cokelat kemerahan, yang sangat cocok untuk furnitur, lemari, alat musik, dan pelapis dekoratif. Perdagangan kayu mahoni telah berlangsung selama lebih dari 400 tahun, dengan ekspor yang signifikan terjadi dari negara-negara seperti Peru dan Honduras. Akan tetapi, karena panen berlebihan dan praktik penebangan liar, spesies mahoni sekarang dilindungi untuk mencegah penurunan lebih lanjut.

5. Manfaat obat

ilustrasi biji pohon mahoni (pixabay.com/Bishnu Sarangi)

Ekstrak biji pohon Swietenia mahagoni memiliki potensi untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang terkait dengan diabetes. Selain itu, pohon ini memiliki sifat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Manfaat ini menambah nilai dari pohon mahoni selain kegunaannya dalam industri kayu.

6. Status konservasi

ilustrasi pohon mahoni (commons.wikimedia.org/Fev)

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas penggundulan hutan dan praktik penebangan liar yang memengaruhi populasi mahoni, upaya konservasi menjadi semakin penting. Berbagai organisasi berupaya mewujudkan praktik pengelolaan berkelanjutan untuk memastikan bahwa Swietenia mahagoni dapat tumbuh subur di habitat aslinya sambil tetap memenuhi permintaan komersial.

7. Makna budaya

ilustrasi mahoni (pexels.com/cottonbro studio)

Mahoni memiliki makna budaya yang penting di tempat asalnya dan berbagai wilayah tempat pohon ini telah diperkenalkan. Dalam budaya Karibia, pohon ini melambangkan kekuatan dan ketahanan karena sifatnya yang kuat. Selain itu, kayu ini banyak digunakan dalam kerajinan dan furnitur tradisional.

Singkatnya, Swietenia mahagoni adalah spesies kayu yang penting secara ekonomi sekaligus ekologis. Karakteristik fisiknya yang unik, nilai ekonominya, potensi pengobatannya, dan tantangan konservasinya menjadikannya pohon yang mendapat banyak perhatian dan perlindungan. 

Referensi 

National Center for Biotechnology Information (NCBI). Diakses pada Februari 2025. Swietenia mahagoni: A Traditional Medicine
World Agroforestry. Diakses pada Februari 2025. Swietenia mahagoni: Species Information and Utilization
Gardening Know How. Diakses pada Februari 2025. Information on Mahogany Trees
News-Medical. Diakses pada Februari 2025. Stress can cause abnormal heart rhythms
University of Florida IFAS Extension. Diakses pada Februari 2025. Mahogany (Swietenia mahagoni)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us