Aksi unjuk rasa Washington for Gaza di Freedom Plaza di sepanjang Pennsylvania Avenue di 13th Street, NW, Washington DC pada Sabtu, 13 Januari 2024. (commons.wikimedia.org/Elvert Barnes)
Pada Agustus 2024, Konferensi Nasional Demokrat kembali diadakan di Chicago, di tengah protes seputar perang atau genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Ribuan pengunjuk rasa datang ke Chicago untuk memprotes serangan militer Israel di Gaza setelah mendeklarasikan perang yang telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagaimana yang dikutip AP News. Banyak pengunjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Mereka juga menekan agar Amerika Serikat berhenti mendukung Israel.
Selain pengunjuk rasa yang menerobos pagar luar yang mengelilingi United Center tempat Konvensi Nasional Partai Demokratdiadakan, di dalam konvensi, pengunjuk rasa masuk dan mengangkat spanduk bertuliskan "HENTIKAN PERSENJATAAN KE ISRAEL."
Saat itu, Presiden Joe Biden muncul di konvensi untuk mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang menjadi calon kandidat presiden AS. Namun, beberapa delegasi yang pro-Palestina justru memunggunginya Joe Biden saat ia sedang berpidato sebagai bentuk protes mereka.
Joe Biden, dalam pidatonya di acara tersebut, mengakui bahwa para pengunjuk rasa di jalan ada benarnya. "Banyak orang tak bersalah terbunuh di kedua belah pihak," tuturnya sebagaimana yang dilansir Axios. Joe Biden mengaku bahwa ia juga terus mendorong gencatan senjata. Namun pernyataan itu tentu disangsikan banyak orang.
Singkatnya, seperti yang sudah kita bahas di poin-poin sebelumnya, Konvensi Nasional Partai Demokrat pertama, yang diadakan pada 1832, diwarnai dengan kerusuhan, terutama menjelang Perang Saudara. Pada 1860, ada dua konvensi Partai Demokrat yang saling bersaing, sehingga dua anggota Partai Demokrat berebut mencalonkan diri sebagai presiden.
Kemudian pada 1924, Partai Demokrat mengadakan konvensi pencalonan terlama dalam sejarah AS dan hampir tidak dapat mendapatkan seorang kandidat presiden. Nah, Konvensi Nasional Partai Demokrat juga menjadi pilihan bagi pengunjuk rasa untuk memprotes kebijakan AS, terutama yang bersangkutan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusi (HAM).