Mungkinkah seseorang kehilangan hidungnya? Bayangkan jika kamu bangun di pagi hari, melihat cermin, dan sadar hidungmu telah hilang. Kira-kira, apa yang akan kamu lakukan ya?
'The Nose' bercerita mengenai Kovalev yang kehilangan hidungnya secara misterius. Kovalev berpikir keras, ke mana hidungnya pergi dan bagaimana dia bisa mendapatkannya kembali? Selama 13 hari, hidung tersebut pergi sebelum menempel kembali di wajah Kovalev. Selama proses pencarian tersebut berbagai dilema muncul.
Kovalev sesungguhnya seorang warga sipil yang kerap kali menyebut dirinya sebagai Mayor Kovalev. Ia tidak merasa sakit secara fisik ketika hidungnya hilang. Ia juga tidak ke pergi ke dokter, melainkan melaporkannya ke kantor polisi. Setelah hidungnya kembali, Kovalev tidak lagi mengalami masalah kepercayaan diri dengan perempuan. Ia juga tidak lagi ambil pusing terhadap gelar dan jabatan yang selalu didambakannya.
Para kritisi sastra umumnya setuju bahwa 'hidung' adalah karya fiksi pendek yang aneh dan membingungkan. Pushkin tertawa ketika membaca karya Gogol dan menyebut cerpen tersebut sebagai lelucon yang fantastis. Berbagai interpretasi muncul, diantaranya adalah simbol pengebirian, pelemahan, dan impotensi.
Kritikus lainnya menafsirkan cerita itu sebagai kritik terhadap pembagian kelas sosial ekonomi dalam budaya Rusia abad ke-19. Komentar lainnya terhadap cerpen ini adalah sebagai sebagai sindiran sosial terhadap birokrasi Rusia yang buruk. Para kritikus abad ke-20 kemudian memberikan penjelasan mengenai simbolisme seksual, simbolisme agama, dan imajinasi penulisnya.
Parodi yang disampaikan oleh Gogol dalam 'The Nose' menggambarkan keterasingan seseorang dalam masyarakat, aktivitas yang sia-sia dan perbudakan yang disebabkan status sosial yang ebih rendah. Hidung juga dapat menggambarkan identitas yang hilang dari seseorang.