Presiden terpilih, Donald Trump, sedang melihat ke luar jendela di Ruang Merah, Gedung Putih, pada Jumat, 20 Januari 2017. Ini terjadi sebelum ia meninggalkan Gedung Putih untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden AS. (commons.wikimedia.org/Shaleah Craighead)
Pada Kamis malam, 30 Maret 2023, Amerika Serikat mendapatkan berita mengejutkan bahwa mantan Presiden Donald J Trump akan didakwa. Lima hari kemudian, Trump muncul di pengadilan negara bagian New York di Manhattan. Trump sendiri mengaku tidak bersalah atas 34 tuduhan kejahatan pemalsuan catatan bisnis. Ini menandai pertama kalinya seorang presiden didakwa dalam sejarah Amerika Serikat.
Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg, mengajukan dakwaan terhadap Donald Trump. Itu karena Trump dan para pengacaranya berpartisipasi dalam skema "tangkap dan bunuh" untuk memengaruhi persepsi publik terhadap Donald Trump menjelang pemilu 2016. Trump menyogok banyak orang yang mengaku mengetahui aibnya dan masalah hubungan seksualnya dengan perempuan lain. Tidak main-main, demi menjaga reputasinya ini, Trump rela mengeluarkan uang lebih dari 300 ribu dolar AS atau setara Rp4,6 miliar.
Sebagai bagian dari skema tersebut, Bragg menuduh Trump memalsukan berbagai dokumen bisnisnya. Bragg juga menuduh Trump memalsukan dokumen bisnis untuk menyembunyikan kejahatan Trump terkait pemilu 2016. Hal ini membuat Donald Trump yang tadinya didakwa melakukan pelanggaran ringan menjadi kejahatan Kelas E.
Yang kontroversialnya lagi, Trump tidak diborgol atau dipotret ketika dia ditangkap. Menanggapi dakwaan tersebut, Trump sendiri melontarkan komentar negatif terhadap Bragg dan Hakim Juan M Merchant. Juan adalah hakim yang mengawasi kasus tersebut dan malah menyatakan bahwa Trump tidak bersalah.
Presiden merupakan panglima tertinggi yang memiliki kekuasaan untuk mengatur suatu negara. Presiden juga menjadi orang yang paling mungkin disalahkan jika ada suatu kesalahan maupun skandal yang terjadi selama masa pemerintahannya. Jadi, penting bagi presiden untuk membuat nama dan reputasinya bersih. Namun, presiden tak melulu sempurna. Pasti ada saja kesalahan yang menghantui, seperti yang sudah kita bahas pada poin-poin di atas.