Mars telah lama dianggap sebagai sebuah planet merah yang kering dan tandus, serta tidak layak menjadi rumah untuk menampung kehidupan. Tapi, penelitian yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kemungkinan besar terdapat kandungan air asin di Mars saat ini, termasuk keberadaan danau di bawah permukaan.
Hasil penelitian ini telah membangkitkan harapan baru bahwa sebenarnya ada kehidupan di Planet Merah, yang sangat tergantung pada kandungan di dalam air.
Saat ini sebuah studi terbaru yang telah dipublikasikan di Nature Geoscience, secara mengejutkan menunjukkan bahwa endapan air garam di bawah permukaan Mars, terutama di dekat daerah kutub, bisa saja mengandung oksigen molekuler (zat pengoksidasi), yang kita ketahui sangat penting bagi kehidupan di Bumi.
Sangat menarik, karena memungkinkan Mars untuk dapat mendukung keberlangsungan kehidupan mikroba atau bahkan hewan sederhana seperti bunga karang.
Antara 3,8 miliar hingga 4 miliar tahun yang lalu, permukaan Mars sangat mirip dengan Bumi, oleh karena itu memiliki kondisi yang tepat bagi munculnya kehidupan. Pada saat itu, Mars memiliki lapisan atmosfer tebal, air yang mengalir di permukaan, medan magnet global dan vulkanisme.
Namun, hari ini kondisi permukaan Mars sangat kering dan dingin, dengan suhu berkisar antara 5 hingga 10 derajat Celcius di siang hari dan minus100 hingga minus 120 derajat Celcius di malam hari.
Faktanya, tekanan atmosfer Mars saat ini hanya kurang dari 1 persen tekanan atmosfer Bumi, yang mengakibatkan setiap kandungan air yang mengalir di permukaan akan dengan cepat menguap ke atmosfer, meskipun sebagian kecil kandungan air bisa tetap terperangkap di bawah permukaan. Aktivitas vulkanisme juga tidak lagi aktif, dan hanya menyisakan medan magnet berskala kecil untuk melindungi Mars dari radiasi ganas Matahari di belahan selatan planet.
Karena alasan inilah kehidupan di Mars saat ini tidak mungkin muncul.