Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kunang-kunang (pexels.com/Marek Piwnicki)
ilustrasi kunang-kunang (pexels.com/Marek Piwnicki)

Kata orang tua dahulu kunang-kunang sering dijumpai di sekitar rumah. Kata mereka kunang-kunang dianggap sebagai kuku orang yang sudah meninggal, namun faktanya kunang-kunang adalah hewan eksotik bahkan serangga ajaib yang memiliki ciri khas dapat memancarkan cahaya dari tubuh mereka. Dahulu rumah dan listrik belum sebanyak sekarang. Pohon dan tanaman lebih beragam dan masih terjaga dengan baik.

Sekarang ketika populasi manusia semakin banyak, boro-boro bisa lihat banyak kunang-kunang di sekitar rumah, satu saja tidak pernah dijumpai sama sekali. Rumah semakin banyak, pohon-pohon sudah ditumbang, jenis-jenis pohon juga sudah tidak beragam lagi. Kunang-kunang berasa tiba-tiba hilang tanpa kita sadari. Sebenarnya apa yang jadi penyebab kunang-kunang sudah jarang terlihat?Yuk temukan jawabannya di penjalasan berikut ini!

1. Penggunaan lampu saat malam hari

ilustrasi penggunaan lampu di malam hari (pexels.com/Aleksejs Bergmanis)

Kunang-kunang atau firefly merupakan serangga yang bukan dari jenis kupu-kupuan, melainkan kumbang atau beetle. Mereka layaknya serangga pada umumnya yaitu membutuhkan tempat hidup, makanan dan berkembang biak melalui mating atau perkawinan. Dilansir The Guardian, salah satu ancaman terbesar dari keberadaan fireflies adalah polusi cahaya.

Cahaya tersebut berasal dari cahaya buatan atau disebut artificial light. Saat siang hari mungkin cahaya tersebut tidak begitu dipermasalahkan untuk keberadaan kunang-kunang. Namun saat malam hari atau biasa disebut ALAN (artificial light at night) dapat berpengaruh dua hal.

Pertama berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Ecology and Evolution berjudul The impact of artificial light at night on nocturnal insects: A review and synthesis menerangkan bahwa ALAN dapat membuat kunang-kunang kebingungan terhadap waktu dan posisi mereka.

Alhasil, ketika mereka mencari mangsa berupa snails atau keong akan terganggu. Sedangkan dampak kedua dari ALAN adalah mengganggu proses kawin kunang-kunang. Pejantan biasanya akan menghampiri betina karena adanya cahaya yang keluar dari tubuh.

Cahaya tersebut bisa saja tidak dapat terlihat dan kabur karena cahaya buatan manusia. Alhasil kunang-kunang tidak jadi kawin dan tidak dapat berkembang biak lebih banyak.

2. Kunang-kunang kehilangan habitat alaminya

Editorial Team

Tonton lebih seru di