Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kunang-Kunang Sudah Punah? Ini Fakta dan Penjelasannya

ilustrasi hutan yang masih banyak kunang-kunang pada malam hari (unsplash.com/Tony Phan)
ilustrasi hutan yang masih banyak kunang-kunang pada malam hari (unsplash.com/Tony Phan)

Melihat cahaya kecil berkelap-kelip pada malam hari dari kunang-kunang mungkin dulu terasa biasa. Namun, sekarang pemandangan itu jadi sesuatu yang langka, bahkan di pedesaan sekalipun. Banyak yang mulai bertanya-tanya, ke mana perginya serangga mungil yang dulu mudah ditemukan ini?

Apakah kunang-kunang sudah punah? Pertanyaan ini makin sering muncul karena jumlah kunang-kunang di alam liar memang terlihat makin sedikit. Untuk tahu jawabannya, kamu perlu memahami berbagai fakta dan penyebab yang membuat hewan bercahaya ini terancam keberadaannya. Berikut ulasannya.

Apakah kunang-kunang sudah punah?

Kunang-kunang belum punah, tapi beberapa spesiesnya sedang berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), dari 128 spesies kunang-kunang yang diteliti, sekitar 11 persen terancam punah dan 2 persen berada pada ambang terancam. Di Amerika Utara saja, 18 spesies kunang-kunang telah diidentifikasi berisiko punah.

Populasi kunang-kunang terus menurun di berbagai belahan dunia akibat berbagai faktor. Mulai dari polusi cahaya buatan, penggunaan pestisida, hingga hilangnya habitat alami membuat serangga ini sulit bertahan. Terutama saat fase larva yang jauh lebih panjang dibanding fase dewasa.

Salah satu spesies yang saat ini sedang diajukan untuk masuk daftar hewan langka di AS adalah Bethany Beach firefly. Spesies kunang-kunang ini habitatnya terancam oleh dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut dan penurunan air tanah.

Meskipun belum seluruh spesiesnya tergolong dalam kondisi kritis, para ahli mengingatkan bahwa penurunan populasi kunang-kunang bisa terus berlanjut jika tidak ada upaya pelestarian. Jadi, walau belum punah, keberadaan kunang-kunang kini berada di ujung tanduk dan butuh perhatian lebih agar tidak benar-benar menghilang dari alam.

Kenapa sekarang kunang-kunang jarang ditemukan?

ilustrasi kunang-kunang (pixabay.com/KIWI CHEN)
ilustrasi kunang-kunang (pixabay.com/KIWI CHEN)

Penurunan populasi kunang-kunang di berbagai wilayah dunia bukanlah hal yang terjadi tiba-tiba. Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kunang-kunang terancam punah. Semua penyebabnya berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Berikut ini beberapa alasannya:

  • Kehilangan habitat aslinya

Pembangunan perumahan, kawasan komersial, hingga konversi lahan untuk pertanian skala besar telah menghancurkan habitat alami kunang-kunang, seperti hutan, rawa, dan area lembap di sekitar sungai atau kolam. Di beberapa wilayah, misalnya Asia Tenggara, mangrove bahkan ditebang demi tambak udang dan perkebunan sawit. Tindakan tersebut menghilangkan tempat tinggal larva kunang-kunang.

  • Polusi cahaya

Sebagian besar kunang-kunang aktif pada malam hari dan bergantung pada cahaya alami dari tubuhnya untuk berkomunikasi dan mencari pasangan. Sayangnya, cahaya dari lampu jalan, kendaraan, dan rumah-rumah membuat proses ini terganggu. Dalam beberapa kasus, pejantan gagal menemukan betina karena kilatan alaminya kalah terang dari lampu sekitarnya.

  • Penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya

Pestisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk atau menjaga kebun juga dapat membunuh larva kunang-kunang yang hidup di tanah, air, atau dedaunan basah. Bahkan, bahan kimia rumah tangga yang digunakan untuk perawatan halaman bisa sangat mematikan bagi serangga bercahaya ini.

  • Perubahan iklim

Kunang-kunang menyukai iklim yang lembap dan hangat dengan musim dingin cukup. Namun, perubahan suhu global dan pola curah hujan akibat krisis iklim membuat lingkungannya menjadi tidak stabil. Hal itu tentunya dapat mengganggu siklus hidup alami kunang-kunang.

  • Eksploitasi untuk tujuan komersial

Dahulu jutaan kunang-kunang ditangkap untuk diambil enzim bercahayanya untuk digunakan dalam riset sains dan medis. Bahkan anak-anak dibayar untuk menangkapnya dalam jumlah besar. Kini, meskipun lebih jarang, kunang-kunang masih dimanfaatkan dalam atraksi wisata yang tidak selalu memperhatikan keseimbangan ekologis.

Cara mencegah kepunahan kunang-kunang

Walau kunang-kunang menghadapi ancaman serius karena kehilangan habitat, polusi cahaya, pestisida, dan perubahan iklim, masih ada harapan untuk menyelamatkan serangga bercahaya ini. Siapa pun bisa berkontribusi dalam upaya pelestarian kunang-kunang, mulai dari tindakan kecil di rumah hingga partisipasi dalam program komunitas. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Sediakan habitat alami untuk serangga ini di halaman atau kebun rumahmu

  • Hindari penggunaan pestisida dan bahan kimia

  • Matikan lampu luar rumah saat malam atau setidaknya gunakan cahaya minim

  • Ikut serta dalam proyek sains komunitas

  • Edukasi orang-orang di sekitarmu tentang pentingnya kelestarian kunang-kunang.

Jadi, apakah kunang-kunang sudah punah? Belum, tapi serangga ini sedang dalam ancaman kepunahan nyata. Yuk, sekarang waktunya kita ikut menjaga agar cahaya kecilnya tak benar-benar padam selamanya!

Referensi

"Why Are Fireflies Disappearing?". Treehugger. Diakses Juni 2025.

"A Summer Light Show Dims: Why Are Fireflies Disappearing?". Yale Environment 360. Diakses Juni 2025.

"Expert Says Fireflies Aren’t Going Extinct, but Their Numbers are Dwindling". Virginia Tech. Diakses Juni 2025.

"Fireflies are Vanishing—but You Can Help Protect Them". National Geographic. Diakses Juni 2025.

"Firefly Species May Blink Out as US Seeks to List It as Endangered for First Time". The Guardian. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us