Jarak yang dekat membuat sebagian orang khawatir akan dampak yang mungkin ditimbulkan. Namun, tenang saja, perihelion tidak sedekat itu, kok. Selisih jarak antara titik terdekat bumi dengan matahari pada Januari dan titik terjauh bumi dari matahari pada Juli sekitar 3,1 juta mil alias hanya selisih 7 persen.
Satu-satunya dampak yang pasti terjadi adalah bentuk matahari terlihat lebih besar dari hari biasa. Pada praktiknya, perbedaan jarak normal dengan jarak terdekat yaang hanya 3 persen nyaris tidak terlihat.
Ada juga yang berpikir bahwa suhu bumi lebih hangat akibat jarak yang lebih dekat. Faktanya, perubahan cuaca dan musim dipengaruhi oleh sumbu rotasi bumi, bukan jaraknya dengan matahari, melansir Farmers' Almanac.
Saat perihelion terjadi, belahan bumi utara tetap mengalami musim dingin dan belahan bumi selatan musim panas. Meski demikian, beberapa wilayah mungkin mendapat pancaran sinar matahari lebih kuat, tentunya dengan tetap tergantung pada sudut matahari di atas cakrawala.
Sejatinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari peristiwa perihelion. Sebagaimana terjadi setiap tahun, fenomena astronomi ini mungkin tidak terasa secara langsung. Apakah kamu tertarik untuk mengamatinya?