foto daguerreotype berwarna John Quincy Adams yang diambil pada tahun 1843 (commons.wikimedia.org/Brobt/Philip Haas)
John Quincy Adams adalah Presiden Amerika Serikat ke-6 yang dikenang sebagai putra seorang Bapak Pendiri dan presiden kedua AS, John Adams. John Quincy Adams dinobatkan sebagai Menteri Luar Negeri terhebat yang pernah ada. Dia merundingkan Perjanjian Ghent yang mengakhiri Perang tahun 1812. Akan tetapi, perannya sebagai presiden tidak sebagus itu.
John Quincy Adams seharusnya tidak menjadi presiden. Dia menempati posisi kedua dalam perolehan suara elektoral melawan Andrew Jackson. Pemilihan tersebut dilakukan di Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, berkat salah satu kesepakatan curang, pemenang posisi keempat, Henry Clay, menjanjikan suaranya kepada John Quincy Adams, tetapi sebagai imbalannya, Clay meminta jabatan Menteri Luar Negeri. Akibatnya, pendukung Andrew Jackson menyebut Quincy Adams sebagai pejabat yang korup, seperti yang diungkapkan US History.
Mengutip laman Law & Liberty, sebagai presiden dari kalangan minoritas, John Quincy Adams memperbaiki partai politik yang terpecah. Dia juga membangun jalan dan menyelesaikan Kanal Erie. Selain itu, Quincy Adams menandatangani Tariff of Abominations pada tahun 1828.
Tariff of Abominations adalah undang-undang yang mengenakan pajak atas barang-barang asing yang dianggap merugikan wilayah Utara dan membuat biaya hidup di Selatan jadi melonjak. Akibatnya, Carolina Selatan ingin memisahkan diri dari Persatuan. Jadi, kebijakan Quincy Adams boleh dibilang menjadi salah satu pencetus Perang Saudara Amerika.