Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi misi luar angkasa (pexels.com/Pixabay)

Pada November 2022, NASA meluncurkan roket pengorbit bulan, Artemis I. Misi ini kembali melanjutkan misi manusia ke Bulan yang telah dilakukan oleh Apollo pada 1961–1972. Artemis adalah dewi bulan di mitologi Yunani yang adalah saudari kembar dewa matahari Apollo.

Jika berkilas balik ke sejarah NASA, lembaga antariksa AS ini sering kali menamai proyek luar angkasanya dengan nama-nama mitologi Yunani. Dari Apollo hingga Artemis, mengapa NASA punya kebiasaan menamai programnya dengan nama-nama dari Gunung Olympus? Mari simak sejarahnya!

Abe Silverstein, sosok di balik penamaan misi awal NASA

Abe Silverstein, sosok yang menamai beberapa proyek awal NASA (nasa.gov)

Dalam buku bertajuk Origins of NASA Names (1976), sebenarnya, tidak ada perencanaan mengenai nama proyek-proyek NASA. Selain mitologi, sejarah, cerita rakyat, dan singkatan beberapa kali menginspirasi NASA. Jadi, mengapa mitologi Yunani?

Sebelum misi Apollo, misi luar angkasa pertama NASA pada 1958–1963 juga dinamai berdasarkan dewa Yunani, Merkurius atau MercuryApollo dan Mercury berasal dari buah pemikiran satu sosok, Abraham "Abe" Silverstein.

Abe mengawali karirnya bukan di NASA, melainkan di sebagai teknisi dan insinyur National Advisory Committee for Aeronautics (NACA). Pada 1958, Abe menjadi salah satu sosok yang mengubah NACA menjadi NASA, dan menjabat sebagai direktur perkembangan wahana luar angkasa.

Kenapa jadi dinamai Mercury?

Editorial Team

Tonton lebih seru di