Ilustrasi suku (pexels.com/Amar Preciado)
Ritual pengorbanan merupakan bagian integral dari kepercayaan suku Maya dan Aztek, terutama saat fenomena Blood Moon. Suku Maya, misalnya, meyakini bahwa para dewa memerlukan darah sebagai persembahan untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah bencana. Dalam praktiknya, pengorbanan manusia dianggap sebagai bentuk pengorbanan tertinggi, dengan tawanan perang yang berderajat tinggi menjadi pilihan utama. Mereka percaya bahwa dengan memberikan darah kepada dewa, kehidupan di bumi akan terjamin.
Di sisi lain, bangsa Aztek juga melakukan ritual serupa, di mana pengorbanan manusia dianggap penting untuk memuaskan dewa-dewa mereka, terutama Huitzilopochtli, dewa perang. Dalam pandangan mereka, matahari harus "diberi makan" dengan darah manusia agar tetap bersinar.
Ritual ini sering kali melibatkan metode yang sangat brutal, seperti pemenggalan atau pengambilan jantung korban di atas altar kuil. Pengorbanan ini tidak hanya memiliki aspek religius, tetapi juga berfungsi untuk menegaskan kekuasaan politik Aztek atas wilayah yang mereka kuasai.
Meskipun pengorbanan manusia secara harfiah telah menjadi praktik yang sangat langka dan dikecam, kepercayaan yang mendasari ritual tersebut masih dapat ditemukan dalam berbagai bentuk simbolisme dan spiritualitas di seluruh dunia.