ilustrasi minum dengan sedotan (pexels.com/Alessio Cesario)
Sejak mematenkan dan memproduksi sedotan, Stone terus berusaha meningkatkan kualitasnya. Namun, pada tahun 1930-an, sedotan yang bisa ditekuk akhirnya dibuat.
Sejarah dan asal usul adanya sedotan ini bermula saat seorang gadis kesulitan meminum milkshake dengan sedotan lurus. Josep Friedman mencoba memasukkan sekrup ke dalam sedotan, melilitkan benang, dan mengeluarkan sekrup.
Adanya lekukan itu membuat sedotan lebih mudah ditekuk, tapi gak gampang patah. Friedman pun mematenkan penemuannya dan mendirikan perusahaan Flex-Straw untuk memproduksi desainnya sendiri.
Namun, sedotan plastik menjadi perdebatan karena dinilai tidak ramah lingkungan. Meskipun cukup umum digunakan, tapi sedotan plastik agak tersingkirkan. Pasalnya, beberapa orang memilih beralih ke sedotan kertas.
Walaupun demikian, belum bisa dipastikan bagaimana nasib sedotan kertas dan sedotan plastik di masa depan. Satu hal yang pasti, inovasi sedotan terus bermunculan untuk menjawab kebutuhan manusia.
Itulah sejarah dan asal usul adanya sedotan sampai akhirnya kita familier menggunakannya. Di tengah banyaknya jenis sedotan, manusia mulai mempertimbangkan jenis sedotan apa yang paling ramah dengan kesehatan dan lingkungan.