gambar Presiden Jokowi di Nusantara (instagram.com/Jokowi)
Puluhan tahun setelah agresi militer Belanda tahun 1948, status Jakarta sebagai ibukota negara digantikan oleh Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur. Ide seputar pemindahan ibukota sebetulnya sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno. Saat itu, Sang Proklamator memilih Palangkaraya. Namun ide itu gak pernah terwujud dan direalisasikan di era Presiden Jokowi.
Ada banyak alasan kenapa ibukota dianggap perlu pindah ke tempat lain selain Jakarta. Salah satu yang diklaim oleh pemerintah adalah untuk mendorong pemerataan ekonomi dan pembangunan di Indonesia.
Dibangun di lahan seluas 58.570 hektar, Nusantara mengusung konsep forest city yang tertutup hutan sebesar 65 persen. Lokasi Nusantara dipilih karena berdekatan dengan dua kota besar, yakni Samarinda dan Balikpapan yang sudah memiliki infrastruktur mumpuni sebagai penghubung. Saat ini, Jakarta memang masih menjadi pusat pemerintahan Indonesia, tapi hal itu hanya berlangsung sampai pembangunan di Nusantara selesai maksimal pada tahun 2039 mendatang.
Kita selama ini hanya sebatas mengenal Jakarta sebagai ibukota negara. Namun kenyataannya di masa lalu, mempertahankan ibukota negara bukanlah hal yang mudah sehingga beberapa kali dilakukan pemindahan. Ini bukan hanya soal ibukota, tetapi perjuangan agar negara ini tetap berdiri dan ada.