ilustrasi buaya (pexels.com/Bas van Brandwijk)
Jumlah serangan buaya yang terus meningkat lantas menimbulkan tanya, apa penyebabnya? Perubahan lingkungan yang mengganggu habitat buaya menjadi alasan utama kenapa hal itu terjadi.
Di Bangka misalnya, tambang timah ilegal yang meluas membuat sebagian besar lahan berubah menjadi tambang. Buaya air asin yang juga bisa tinggal di air tawar lantas kehilangan sebagian besar habitat aslinya.
Sebaliknya, bekas tambang timah ini menyisakan lubang-lubang kawah yang kemudian dimanfaatkan buaya sebagai tempat tinggal baru. Lokasi tambang ilegal yang dekat dengan pemukiman pun meningkatkan potensi serangan buaya ke penduduk.
Bukan hanya itu, buaya yang stres akibat penambangan ilegal mencari tempat tinggal lain. Buaya-buaya yang mencari tempat tinggal ini akan saling berkelahi untuk memperebutkan wilayahnya. Beberapa dari mereka akan terus mencari hingga sungai yang mengalir ke sekitar kota.
Diketahui ada sekitar 97 sungai di Bangka yang mengalir ke kota-kota, termasuk Pangkalpinang, ibu kota provinsi Bangka Belitung. Hal tersebut makin membuka interaksi antara lingkungan tinggal manusia dengan buaya.