Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Aglaia odorata (pixabay.com/ignartonosbg)

Intinya sih...

  • Aromanya jadi bahan dasar parfum

  • Punya bentuk bunga yang unik dan julukan menarik

  • Tidak hanya bunganya, daun dan akar juga bermanfaat

Di balik bentuknya yang mungil dan sederhana, Aglaia odorata ternyata menyimpan segudang keunikan. Tanaman berbunga kuning ini dikenal harum, mudah tumbuh, dan punya nilai tradisional yang kuat, terutama di kawasan Asia Tenggara. Wangi bunganya yang lembut menjadikannya populer sebagai bahan dasar parfum, baik tradisional maupun modern.

Namun, tak banyak orang tahu bahwa Aglaia odorata tak hanya soal aroma. Daun, akar, dan bahkan sebutan lokalnya punya cerita tersendiri. Nah, kalau kamu penasaran dengan tanaman kecil beraroma wangi ini, berikut lima fakta unik Aglaia odorata yang akan membuatmu makin tertarik untuk menanamnya di rumah!

1. Aromanya jadi bahan dasar parfum

Potret Aglaia odorata (pixabay.com/ignartonosbg)

Aglaia odorata dikenal luas karena aroma bunganya yang manis, lembut, dan menenangkan. Tak heran jika tanaman ini kerap dimanfaatkan sebagai bahan dasar parfum, baik dalam tradisi kuno Asia maupun industri parfum masa kini. Aromanya yang tahan lama dan tidak menyengat menjadikannya favorit banyak pembuat wewangian alami.

Di Vietnam, Tiongkok, hingga Thailand, bunga ini digunakan dalam bentuk kering, minyak atsiri, maupun ekstrak murni. Banyak parfum bernuansa floral tropis mengambil inspirasi dari aroma khasnya. Keunikan wanginya inilah yang membuatnya istimewa dan berbeda dari bunga parfum lainnya.

2. Punya bentuk bunga yang unik dan julukan menarik

Potret Aglaia odorata (vecteezy.com/Habibullah)

Bunga Aglaia odorata tumbuh dalam malai kecil berwarna kuning pucat, dengan bentuk menyerupai bola-bola mungil seperti butiran beras yang mekar tetapi tidak mekar. Karena bentuknya yang unik, bunga tersebut sering dijuluki sebagai “bunga beras Cina”. Warna pucatnya membuat bunga-bunga mungil ini tampak seperti taburan nasi kuning di antara ranting-ranting hijau. Bunganya mekar beberapa kali dalam setahun, dan aroma paling kuat muncul saat siang hari. Wanginya bahkan bisa tercium dari jarak beberapa meter.

Menariknya, tanaman ini juga dikenal dengan berbagai nama di sejumlah negara. Di Tiongkok, ia disebut "Me shui lan", di Vietnam dikenal sebagai “Hoa ngâu”, di Malaysia di sebut "Pokok telur belangkas", sementara dalam bahasa Inggris populer dikenal dengan nama "Chinese Perfume Plant”. Ada pula yang menyebutnya "Mock lemon”, karena bentuk dan wanginya yang manis seperti jeruk.

Ragam nama lokal ini menunjukkan betapa dekatnya tanaman Aglaia odorata dengan kehidupan budaya masyarakat di berbagai wilayah. Nama-nama tersebut umumnya merujuk pada aroma, fungsi, hingga makna simbolis tanaman. Di Indonesia sendiri, tanaman ini dikenal dengan sebutan “Pacar cina” dan dalam bahasa sunda disebut "Culan".

3. Tidak hanya bunganya, daun dan akar juga bermanfaat

Potret Aglaia odorata (pixabay.com/ignartonosbg)

Bukan cuma bunganya yang harum, bagian lain dari Aglaia odorata juga punya manfaat tradisional. Daunnya bisa dikeringkan dan diseduh menjadi teh herbal yang dipercaya menenangkan dan menyegarkan tubuh. Daun mudanya yang lembut dapat dimasak dan dimakan sebagai sayuran. Sedangkan akarnya sering direbus sebagai minuman untuk membantu menambah nafsu makan.

Di beberapa daerah, tanaman ini dianggap sebagai apotik hidup karena kegunaannya yang serbaguna. Pemanfaatan ini sudah berlangsung sejak lama, khususnya dalam pengobatan tradisional Tionghoa dan Vietnam. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung senyawa dengan potensi aktivitas antikanker dan antimikroba.

4. Bisa tumbuh di berbagai kondisi

Potret Aglaia odorata (commons.wikimedia.org/Daderot)

Aglaia odorata termasuk tanaman yang tangguh dan mudah tumbuh di berbagai lingkungan. Ia bisa ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan Asia Tenggara, tetapi juga sering dijumpai menghiasi halaman rumah penduduk. Bahkan dengan perawatan minimal, tanaman ini tetap bisa rajin berbunga sepanjang tahun.

Tanaman ini tidak rewel soal tanah dan cuaca, selama mendapat cukup cahaya matahari. Karena itulah ia menjadi favorit banyak pecinta tanaman pemula. Kombinasi antara mudah dirawat, harum, dan bentuk yang rapi membuatnya ideal sebagai tanaman hias di pekarangan atau pot gantung.

5. Digunakan dalam pengobatan tradisional dan upacara tradisional

Potret Aglaia odorata (commons.wikimedia.org/Daderot)

Dalam pengobatan tradisional, Aglaia odorata kerap digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan seperti menstruasi yang berlebih, demam, batuk, radang mulut, hingga meringankan persalinan. Khasiat ini diyakini berasal dari kandungan alkaloid, minyak atsiri, dan garam-garam mineral alami yang terdapat dalam tanaman tersebut. Selain itu, tanaman ini juga dipercaya memiliki efek menenangkan, sehingga kerap dijadikan sebagai tonik alami.

Tak hanya berkhasiat sebagai tanaman obat, Aglaia odorata juga memiliki makna simbolis yang kuat dalam berbagai tradisi budaya Asia. Di sejumlah negara, bunga ini digunakan dalam upacara-upacara adat, termasuk pernikahan, di mana bunganya dijadikan hiasan pelaminan atau aksesori rambut pengantin wanita. Sementara itu di Tiongkok, bunga ini juga sering dipakai dalam ritual keagamaan dan perayaan festival.

Meski bentuknya sederhana dan mungil, Aglaia odorata menyimpan banyak keunikan yang tak terduga. Ia bukan hanya sekadar tanaman hias yang harum, tapi juga bagian dari budaya, kesehatan, hingga industri parfum dunia. Tak heran jika tanaman ini tetap bertahan sebagai favorit banyak orang selama berabad-abad.

Jika kamu sedang mencari tanaman yang tidak hanya cantik tetapi juga bermanfaat, Aglaia odorata bisa jadi pilihan yang sempurna. Perawatannya mudah, bunganya harum, dan manfaatnya melimpah. Si kecil penuh kejutan ini layak mendapat tempat di halaman rumahmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team