Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi es antartika (unsplash.com/erondu)
ilustrasi es antartika (unsplash.com/erondu)

Intinya sih...

  • Retakan es Greenland membesar memperkuat kekhawatiran terhadap kenaikan permukaan laut global.
  • Keseimbangan antara pertumbuhan dan penutupan retakan diperkirakan akan berakhir karena kecepatan aliran Sermeq Kujalleq mulai meningkat kembali.
  • Percepatan pembentukan crevasse di lapisan es Greenland merupakan bagian dari tren pemanasan global yang lebih luas dengan dampak jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lapisan es dunia semakin rapuh. Studi terbaru yang dipimpin oleh Dr. Tom Chudley dari Departemen Geografi Durham University mengungkap adanya retakan berbentuk irisan (crevasse). Retakan ini ditemukan di tepian lapisan es terbesar kedua di dunia dan telah berkembang secara signifikan dalam lima tahun terakhir. 

Penelitian ini menganalisis lebih dari 8.000 peta permukaan 3D yang dihasilkan dari citra satelit beresolusi tinggi. Para peneliti menemukan bahwa ukuran dan kedalaman retakan ini meningkat lebih cepat dari yang pernah terdeteksi sebelumnya.

Retakan es Greenland membesar ini memperkuat kekhawatiran terhadap percepatan hilangnya massa es dan dampaknya terhadap kenaikan permukaan laut global.

1. Peningkatan signifikan di beberapa area

ilustrasi Danau Vostok di Antartika (pexels.com/Gu Bra)

Para peneliti menemukan bahwa crevasse di lapisan es terbesar kedua di dunia mengalami peningkatan ukuran dan kedalaman yang signifikan. Di beberapa wilayah tepi lapisan es yang berbatasan dengan laut, jumlah crevasse meningkat hingga 25 persen (dengan margin kesalahan ±10 persen).

Namun, peningkatan ini sebagian diimbangi oleh berkurangnya crevasse di gletser Sermeq Kujalleq, yang sempat mengalami perlambatan sementara selama periode studi.

Secara keseluruhan, perubahan total retakan di seluruh lapisan es tercatat meningkat sebesar 4,3 persen (±5,9 persen). Namun, karena kecepatan aliran Sermeq Kujalleq mulai meningkat kembali, keseimbangan antara pertumbuhan dan penutupan retakan diperkirakan akan berakhir.

2. Dampak retakan yang semakin besar

Fenomena ini terutama terjadi di wilayah tepi lapisan es yang bergerak lebih cepat, didorong oleh naiknya suhu udara dan laut.

Ketika es mencair lebih cepat akibat pemanasan global, aliran es menuju laut menjadi semakin deras. Ini menyebabkan tekanan internal yang lebih besar dan mempercepat pembentukan serta pelebaran retakan.

Kondisi ini berpotensi meningkatkan ketidakstabilan lapisan es dan mempercepat kehilangan massa es secara keseluruhan. Pada akhirnya, Ini dapat berdampak pada kenaikan permukaan laut global.

3. Dampak terhadap kenaikan permukaan laut

ilustrasi permukaan laut (pixabay.com/EclipseChaser)

Sejak tahun 1992, lapisan es Greenland telah berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut global sekitar 14 mm. Penelitian menunjukkan bahwa angka ini bisa mencapai hingga 30 cm pada tahun 2100.

Dalam skala waktu ribuan tahun, para ilmuwan memperingatkan bahwa jika suhu global terus meningkat lebih dari 2°C di atas tingkat pra-industri. Risiko Bumi "terkunci" dalam skenario kenaikan permukaan laut sebesar 12 hingga 20 meter akan semakin besar.

Tahun ini, data dari layanan iklim European Copernicus menunjukkan bahwa 2024 menjadi tahun pertama di mana suhu rata-rata global melebihi 1,5°C. Angka ini di atas rata-rata pra-industri.

Temuan terbaru yang dipimpin oleh Universitas Durham diharapkan bisa membantu para ilmuwan menyempurnakan model prediksi perilaku lapisan es Greenland. 

 

Temuan ini menegaskan bahwa percepatan pembentukan crevasse di lapisan es Greenland bukan sekadar fenomena lokal. Ini merupakan bagian dari tren pemanasan global yang lebih luas dengan dampak jangka panjang. Dengan meningkatnya suhu udara dan laut, ketidakstabilan es berpotensi mempercepat kenaikan permukaan laut. 

Referensi

Chudley, Thomas R., Ian M. Howat, Michalea D. King, and Emma J. MacKie. “Increased Crevassing across Accelerating Greenland Ice Sheet Margins.” Nature Geoscience, February 3, 2025.
"Cracks in Greenland Ice Sheet growing more rapidly". Diakses pada Februari 2025. Durham University

Editorial Team