ilustrasi Cheiridopsis denticulata (wikimedia.org/LBM1948)
Seperti banyak tanaman gurun lainnya, Cheiridopsis denticulata memiliki siklus dormansi untuk mengatasi kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Dilansir laman LLIFLE, dormansi biasanya terjadi pada musim panas ketika suhu terlalu tinggi dan curah hujan sangat minim.
Pada fase ini, pertumbuhan tanaman melambat atau berhenti sama sekali untuk menghemat energi dan cadangan air. Daun lama akan mengering, membentuk lapisan pelindung bagi daun baru yang sedang berkembang di dalamnya.
Dormansi ini bisa berlangsung beberapa minggu hingga bulan, tergantung kondisi lingkungan. Saat musim hujan tiba atau suhu mulai turun, tanaman akan “bangun” kembali, menghasilkan daun baru yang segar dan siap berbunga di musim berikutnya.
Nama Cheiridopsis denticulata mungkin terdengar asing bagi banyak orang, tapi kisah hidupnya menyimpan pelajaran berharga tentang adaptasi, ketahanan, dan harmoni dengan alam. Hidup di habitat kering dan berbatu, ia mengembangkan mekanisme mimikri untuk menyamarkan diri dari ancaman, sekaligus menampilkan bunga cerah sebagai tanda keberhasilan melewati musim sulit. Siklus dormansinya menjadi pengingat bahwa jeda adalah bagian penting dari pertumbuhan. Dalam dunia hortikultura, tanaman ini bukan sekadar hiasan, melainkan contoh perpaduan keindahan dan fungsi biologis yang sempurna.
Merawatnya di rumah berarti turut menjaga spesies yang telah berevolusi untuk menghadapi kerasnya gurun. Dengan menyediakan lingkungan yang mendekati habitat aslinya, ia dapat tumbuh optimal dan menampilkan seluruh pesonanya. Melalui kehadirannya, kita tak hanya menikmati keindahan, tetapi juga mempelajari kebijaksanaan alam yang diwariskannya.