Tak hanya Kelinci, Ini 5 Hewan yang Memakan Kotorannya Sendiri

Intinya sih...
Kelinci, hamster, dan bayi gajah termasuk hewan yang memakan kotorannya sendiri untuk mendapatkan nutrisi penting.
Pika dataran tinggi dan tikus belanda juga memakan kotoran mereka sendiri karena alasan kesehatan dan kelangkaan makanan.
Perilaku coprophagia ini membantu hewan-hewan tersebut untuk menyeimbangkan bakteri di usus dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan.
Kelinci diketahui sebagai hewan cenderung memakan kotorannya sendiri. Kenapa mereka melakukannya? Kotoran kelinci sendiri mengandung sejumlah vitamin seperti vitamin b kompleks, vitamin k, asam amino dan bakteri yang baik untuk usus. Waktu kelinci untuk memakan kotoran sendirinya pada malam atau pagi dini hari.
Kelinci termasuk dalam perilaku coprophagia yakni hewan yang punya kebiasaan memakan feses atau kotorannya sendiri, semuanya atas alasan kesehatan. Tidak semua hewan bersifat coprophagia. Jadi artikel ini akan membahas lebih dalam list hewan selain kelinci yang memakan fesesnya sendiri. Beberapa hewan familiar di mata mu.
1. Hamster
Jika kamu ingin memelihara hamster, kamu gak bakal berpikir keras mengenai makanannya. Sebab, hamster termasuk coprophagia. atau memakan kotoran sendiri. Tujuan hamster memakan kotoran adalah menyerap nutrisi penting seperti asam amino, vitamin b dan vitamin k. Kotoran membantu hamster untuk menyeimbangkan bakteri di ususnya. Hamster mengeluarkan dua jenis kotoran: lembab dan kering.
Kotoran lembab adalah pelet lembut dan lengket yang dihasilkan selama proses pencernaan. Hamster mengeluarkan kotoran lembab pada malah atau pagi hari. Sementara itu, kotoran kering berpelet keras dan padat. Bagi majikan hamster, hamster memakan kotoran bukan berarti ia stress atau bosan. Justru itu sinyal bahwa hamster bahagia, sehat dan nyaman di lingkungannya.
2. Bayi gajah
Dilansir Kariega, hanya anak gajah yang memakan kotoran. Alasannya begini, bayi gajah lahir tanpa bakteri di ususnya yang dapat membantu mencerna tumbuhan. Jadi sebagai gantinya, kotoran adalah satu-satunya cara anak gajah mendapatkan asupan penting dalam awal hidup mereka. Anak gajah memakan kotoran dari induk dan sesama anggota kawanannya.
Kotoran gajah terdiri dari 75% air dan 25% bakteri baik. Bakteri baik ini yang dibutuhkan bayi gajah untuk membangun sistem pencernaan mereka sendiri sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka. Omong-omong soal perilaku makan, gajah dapat makan hingga 16 jam per hari. Di alam liar, setiap gajah dapat mengonsumi 600 pon makanan per harinya.
3. Pika dataran tinggi
Pika dataran tinggi yang berada di China bertahan hidup dengan memakan kotoran yak di dataran tinggi Qinghai-Tibet, China, jelas livescience. Ketika makanan langka, pika dataran tinggi akan memperlambat metabolismenya dan memakan kotoran yak di suhu minus 22 derajat fahranheit. Langkah ini sebagai ganti pika yang tak dapat berhibernasi.
Yak berlimpah di beberapa bagian dataran tinggi sehingga memudahkan pika untuk mendapatkan kotorannya. Mengunyah kotoran yak memungkinkan pika mendapatkan nutrisi dan air sekaligus. Pika dataran tinggi adalah herbivora yang memakan rumput alpine, daun-daunan, batang tanaman muda, aster dan lumut kerak. Pika ini memiliki tubuh kecil dan kekar dan mempunyai leher dan ekor yang pendek.
4. Tikus belanda
Tikus belanda ditemukan di Amerika Selatan khususnya di sabana lembab, hutan berduri, gurun semak-semak dan dataran tinggi hingga 5.000 m. Panjang rata-rata dari 8-16 inci dan berat mencapai 3 pon. Kotoran tikus belanda disebut cecotropes merupakan kotoran lunak, kaya nutrisi yang diproduksi di bagian usus besar. Kotoran biasa berukuran lembut dan berbau tajam.
Kotoran tikus belanda mengandung nutrisi sangat penting mulai dari vitamin b, vitamin k dan asam amino. Suku Inca menjinakkan tikus belanda lebih dari 3.000 tahun lalu. Sementara itu, penjelajah Spanyol mengambil tikus belanda untuk dibawa pulang ke Eropa yang nantinya dijadikan sebagai hewan peliharaan.
5. Bayi koala
Induk biasanya memberikan kotorannya kepada sang anak. Alasannya anak koala belum mampu untuk memecah daun kayu putih beracun dan berserat. Kotoran atau disebut pap adalah zat bertekstur lembek yang diproduksi dari usus besar sang induk. Pada usia 6 bulan saat anak koala masih di dalam kantong induknya, sudah dapat memproduksi pap dalam ususnya.
Ketika bayi koala berumur 3 bulan, mereka mulai menjilati dan memakan pap dari anus induknya. Denngan memakan pap, bayi akan mendapakan bakteri usus yang dibutukan agar nantinya bisa mencerna daun eukaliptus dengan aman. Koala memakan daun eukaliptus hingga 2 pon dalam sehari. Diketahui koala mengonsumsi sekitar 700 spesies eukaliptus.
Bagi manusia memakan kotoran adalah suatu yang pasti menjijikan. Sebaliknya beberapa hewan memakan kotorannya sendiri karena mereka tahu itu untuk kesehatan. Bahkan anak gajah dan koala memakan kotoran untuk menunjang pertumbuhannya dalam tahap awal kehidupannya. Jadi di sini menunjukkan bahwa tak hanya kelinci yang bersifat coprophagia.