Ilustrasi gambar kaisar Agustus menunggang kuda (Commons.Wikimedia.org/Antonio Tempesta/Matthaus Merian)
Kemampuan Oktavianus dalam hal kepemimpinan tidak diragukan lagi. Dia adalah salah satu pemimpin terbesar dalam sejarah Romawi. Sebagai seorang pemimpin Oktavianus memiliki visi yang jelas yang dia pelajari dari Julius Caesar. Dari ayah angkatnya, Julius Caesar yang juga adalah saudara kandung dari neneknya Oktavianus telah banyak belajar dan menyerap ilmu dan visi-visinya.
Julius Caesar mencoba untuk melakukan reformasi tetapi dia mengalami kegagalan karena tewas 15 maret 44 SM akibat dibunuh oleh golongan elite Romawi yang tidak menyukainya.
Ketika Oktavianus mengambil alih kekuasaan sepeninggal Julius Caesar dia bertekad untuk melanjutkan rencana Julius Caesar yang tidak terlaksana. Rencana itu dia laksanakan dengan baik bahkan lebih baik daripada Julius Caesar dengan kebijaksanaan dan ketrampilannya yang sangat tinggi.
Dia menyadari bahwa dia membutuhkan orang-orang yang ahli yang mendukungnya supaya dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif. Team yang terdiri dari orang-orang cakap yang dia pilih adalah faktor penting yang membuat kepemimpinannya berjalan dengan sukses.
Dia sangat piawai dalam memilih orang dan memanfaatkannya sebagai penasehat dan tangan kanannya. Teman masa kecilnya Agrippa adalah orang yang paling dekat dan paling dia andalkan. Agrippa sangat brilian, pandai dalam diplomasi, administrasi, dan seorang jendral dan laksamana yang tangguh, walaupun bukan berasal dari keluarga bangsawan.
Usaha Oktavianus dalam memperluas circle kekuasaannya adalah salah satu kunci sukses dari kepemimpinannya. Selain Agrippa, Maecenas adalah salah satu orang dekat yang dipercaya sebagai penasehatnya. Oktavianus juga memiliki banyak orang-orang yang dia tempatkan sebagai stafnya yang selalu bertumbuh dan berkembang.
Bukan hanya dari golongan kesatria, dia tidak segan-segan untuk mengangkat orang dari golongan yang lebih rendah, bahkan mantan budak yang dibebaskan bila yang bersangkutan memang berbakat dan memiliki kompetensi. Itu tidak akan terjadi pada pemimpin Roma sebelumnya, mereka akan berusaha untuk menghindari mengangkat orang dari golongan bawah walaupun memiliki ketrampilan maupun bakat yang hebat.
Staff yang dia bentuk menggambarkan bagaimana dia sangat memperhatikan pentingnya pelayanan sipil dan menjadi awal dari dimulainya pelayanan sipil di Romawi untuk pertama kalinya dan kemudian berkembang untuk masa-massa selanjutnya.
Beriringan dengan struktur kekuatan baru yang dia bentuk dia cukup lihai dalam memahami dan mengelola pengaruh dari golongan elite tua. Dia bekerja dengan komite executive senat yang baru dia bentuk dan menempatkan para senator untuk memimpin wilayah provinsi tertentu. Dengan demikian pengaruhnya di seluruh wilayah kekaisaran semakin besar.