Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hans Scholl, Sophie Scholl dan Christoph Probst (foto, kiri ke kanan, tahun 1942) melawan Nazi sebagai anggota White Rose, sebuah kelompok mahasiswa rahasia. (smithsonianmag.com/DenkStätte Weiße Rose)

Perang Dunia II melibatkan hampir setiap negara, atau setidaknya terkena dampak dalam beberapa hal, 50 juta kematian menjadikannya konflik paling berdarah dalam sejarah. Ini sering disebut sebagai kelanjutan dari Perang Dunia I, karena perang itu menciptakan kebangkitan Third Reich.

Pandangan dan tujuan Hitler serta partai Nazi begitu terpolarisasi. Namun, ada banyak orang yang sangat tidak setuju dengan visi dan misi Nazi. Segelintir di antaranya bahkan mengorbankan nyawa mereka sendiri untuk menghentikan derap mesin perang Nazi yang tanpa henti.

Mereka pun menjadi masalah besar bagi Nazi Jerman, mereka bukanlah tentara super atau elit—mereka adalah orang-orang biasa yang menyatakan keberatannya terhadap Nazi. Siapa saja mereka?

1. Tulisan Fritz Gerlich lebih tajam daripada pisau

lukisan Obraz Fritze Michaela Gerlich (cirkev.cz/Christian Schranner)

Fritz Gerlich adalah anggota dari salah satu posisi paling berbahaya dan paling berpengaruh di dunia jurnalisme. Lahir di Jerman pada tahun 1883, dia adalah pemimpin redaksi sebuah surat kabar yang pernah mewawancarai Hitler. Sayangnya, dia tidak menyukai apa yang dia dengar.

Surat kabar tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan sejalan dengan propaganda Nazi, Gerlich akhirnya memulai surat kabarnya sendiri, Der Gerade Weg. Dia menerbitkan surat kabar yang menjelaskan bahwa ekstremisme bukanlah bagian dari Jerman. Tak lama, keponakan Hitler, Geli Raubal, dibunuh pada tahun 1931 oleh pistol pribadi sang diktator sendiri.

Gerlich berusaha keras untuk menyelidiki pembunuhannya dan menerbitkan surat kabar bahwa Hitler terlibat. Gerlich terus mengejek dan mengolok-olok Hitler di forum, bahkan mengatakan bahwa Hitler bukan Arya, melainkan Mongol dan Slavia.

Tidak mengherankan bahwa pada tanggal 9 Maret 1934, 'stormtrooper' Nazi menyerbu kantor Gerlich, menghancurkan segalanya, dan membawanya ke Dachau. Dia terbunuh lebih dari setahun kemudian — pada Malam Pisau Panjang (30 Juni 1934), dan istrinya dikirimi kacamata berdarahnya.

2. Saat tarian dan musik lebih dari sekadar gaya hidup

Editorial Team

Tonton lebih seru di