Hingga saat ini, tradisi Mubeng Beteng masih rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Tak boleh sembarangan, ada urutan dan tata cara khusus yang harus dipatuhi.
Sebelum mulai lampah ratri atau yang kini juga dilaksanakan dengan nama lampah budaya, akan dibacakan tembang Jawa dulu. Tetembangan atau lagu yang dinyanyikan umumnya merupakan bagian dari macapat Dhandhang Gula.
Alasannya, tembang tersebut dinilai memiliki karakter yang luwes. Selain itu, tembang ini juga digambarkan sebagai kisah anak muda yang mengalami hal indah. Harapannya, tahun baru akan menjadi lebih baik dan penuh kebahagiaan.
Setelah pembacaan macapat, lonceng pun dibunyikan sebanyak 12 kali pada pukul 00.00. Selanjutnya, prosesi mengitari benteng dilaksanakan berlawanan dengan arah jarum jam. Urutannya, dari barat ke selatan, ke timur, ke utara, baru kemudian kembali ke tempat mula.