Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ular (commons.wikimedia.org/Rushenb)
ular (commons.wikimedia.org/Rushenb)

Intinya sih...

  • Ular berbisa paling berbahaya di Amerika Utara adalah Crotalus adamanteus, sementara di Amerika Selatan adalah Bothrops atrox.

  • Vipera ammodytes menjadi ular paling berbahaya di Eropa dengan bisa neurotoksin yang mematikan.

  • Echis carinatus menjadi ular paling berbahaya di Asia dengan kemampuan membunuh 5000 orang setiap tahunnya di India.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Salah satu jenis reptil dengan penyebaran terluas adalah ular. Saking luasnya, bahkan ular bisa ditemukan hampir di semua benua kecuali Antartika. Ular memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik. Dalam hal ini, reptil tanpa kaki tersebut bisa bertahan hidup di hutan, kebun, gurun, area pesisir, pegunungan, hingga area pemukiman. Tak cuma itu, beberapa ular juga berbisa dan berbahaya bagi manusia.

Nah, kehadiran ular-ular berbisa menjadi momok karena mereka mampu menghilangkan nyawa manusia dalam waktu singkat. Spesies ular berbisa juga ada banyak dan tiap spesies punya kebiasaan, ciri fisik, dan tingkat bahaya yang berbeda. Lebih lanjut, kali ini kita akan membahas beberapa ular berbisa paling berbahaya di tiap benua. Jadi, simak dengan baik agar kamu bisa menghindari mereka.

1. Benua Amerika

ular (commons.wikimedia.org/Claudio Cantú Muñiz)

Benua Amerika dibagi menjadi dua daerah, yaitu Amerika Utara dan Amerika Selatan. Nah, dua daerah tersebut memiliki jenis ular paling berbahaya yang berbeda. Di Amerika Utara, Crotalus adamanteus atau ular derik punggung berlian timur menyandang gelar sebagai ular berbisa paling berbahaya. Di sisi lain, Bothrops atrox atau Fer-de-Lance jadi yang paling berbahaya di Amerika Selatan.

Dilansir Animal Diversity Web, kedua ular tersebut merupakan ular viper dengan panjang maksimal sekitar 2 meter. Mereka juga ahli berkamuflase, jadi keduanya sangat sulit didedeteksi. Lebih lanjut, ular derik punggung berlian timur bertanggung jawab atas 7000 - 8000 kasus gigitan ular berbisa setiap tahunnya. Kemudian, gigitan Fer-de-Lance mampu menyebabkan pembusukan hingga kematian.

2. Benua Eropa

ular (commons.wikimedia.org/SusoRedondo)

Sama seperti benua Amerika, ular paling berbahaya di Eropa adalah spesies ular viper, tepatnya Vipera ammodytes atau viper berhidung tanduk. Dilansir A-Z Animals, viper berhidung tanduk termasuk ular berukuran kecil dengan panjang maksimal sekitar 91 centimeter. Penyebarannya mencakup beberapa negara, seperti Austria, Romania, Bulgaria, hingga Turki.

Tubuhnya ramping, kecil, berwarna cokelat, dan ia sangat ahli berkamuflase, khususnua di rerumputan dan semak-semak. Kandungan bisanya cukup beragam, yaitu hemotoksin hingga neurotoksin. Jika menggigit manusia, maka korban bisa meninggal dalam waktu singkat. Misal pun masih hidup, bagian tubuh bisa mengalami pembusukan. Untungnya, sudah tersedia anti bisa untuk menangani gigitan hewan ini.

3. Benua Asia

ular (commons.wikimedia.org/Rushen)

Mungkin, kamu mengira kalau ular paling berbahaya di Asia adalah ular kobra, welang, atau weling. Padahal, ular paling berbahaya di Asia adalah ular kecil bernama Echis carinatus atau viper sisik gergaji. Dilansir The Reptile Database, ular tersebut bisa ditemukan di Asia Tengah, selatan, dan Timur Tengah. Panjangnya hanya 40 - 80 centimeter, badannya ramping, dan ia sering terlihat di area kering.

Setiap tahunnya, ular berwarna cokelat ini sanggup membunuh 5000 orang di India. Tercatat, presentasi kematian akibat gigitan ular ini bisa mencapai 20 persen. Hal tersebut dapat terjadi karena reptil ini sangat agresif dan bisa menggigit berkali-kali. Ditambah dengan bisa hemotoksinnya yang kuat, viper sisik gergaji mampu membunuh manusia dalam sekejap.

4. Benua Afrika

ular (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Seperti yang kita tahu, Afrika menjadi rumah bagi banyak spesies ular berbisa. Nah, Bitis arietans atau puff adder menjadi raja dari semua ular berbisa di benua tersebut. Tersebar di wilayah Afrika Selatan, biasanya puff adder kerap ditemukan di semak-semak, area berbatu, dan savana. Gerakannya memang lambat, namun ia memiliki kemampuan kamuflase yang sangat baik.

Dilansir African Snakebite Institute, gigitan puff adder bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan, dan kerusakan jaringan. Untungnya, sudah ada antibisa untuk menangani gigitan ular ini. Sayangnya, kasus gigitan sering terjadi di pedesaaan dan pedalaman yang jauh dari rumah sakit. Karena hal tersebut, kasus kematian akibat gigitan ular ini masih sangat tinggi.

5. Benua Australia

ular (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Berbeda dari benua lain yang "dikuasai" oleh ular viper, Australia justru dikuasai oleh ular elapid. Dalam hal ini, ular berbisa paling berbahaya di Australia adalah Pseudonaja textilis atau ular cokelat timur. Sebagai ular elapid, ular cokelat timur berkerabat dekat dengan ular kobra, ular laut, dan ular weling. Gak cuma itu, ia juga memiliki bisa neurotoksin yang menyerang sistem syaraf.

Presentase kematian akibat gigitan ular ini mencapai 60 persen. Namun, korban gigitan bisa diselamatkan karena ketersediaan anti bisa. Dilansir iNaturalist, ular sepanjang 2 meter ini termasuk ular soliter yang pemalu. Jika tidak diganggu, ia tak akan menyerang dan justru akan pergi menjauh. Tak cuma di Austtalia, ular cokelat timur juga menghuni Papua dan Papua Nugini.

Setelah dibahas, ternyata gelar ular paling berbahaya sering disandang oleh ular viper. Perpaduan antara bisa yang kuat, kemampuan kamuflase yang baik, dan penyebaran yang luas membuat ular-ular tersebut sangat mematikan. Agar kamu bisa aman dari ular berbisa, maka kamu harus waspada dan berhati-hati. Jangan ganggu ular, usik ular, dan jangan masuk ke habitat ular dengan sembarangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team