5 Jenis Ular yang Harus Dilestarikan, Berperan Penting di Bagi Manusia

- Ular tikus membantu membasmi hama dan tidak berbisa, tersebar di seluruh dunia.
- Ular pucuk adalah ular arboreal yang membantu membasmi hama padi, berbisa rendah.
- Ular sanca berperan sebagai predator puncak, membantu menyeimbangkan ekosistem dan membasmi hama.
Sudah sejak lama ular dianggap sebagai hewan yang berbahaya dan harus dibasmi. Di mata masyarakat, ular dianggap sebagai hewan pembawa sial, pembawa pesan buruk, dan mampu membunuh manusia. Jika ada ular di kebun, sawah, atau di area pemukiman pasti ular tersebut akan langsung dibasmi tanpa ampun. Padahal, hal tersebut tak sepenuhnya benar, lho.
Pasalnya, gak semua ular merupakan hewan berbisa dan berbahaya bagi manusia. Justru, tak sedikit jenis ular yang unik, cantik, eksotis, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Karenanya, mereka harus dijaga, dilestarikan, dan gak boleh dibasmi. Penasaran ular apa saja yang harus dilestarikan? Nah, mari simak artikel ini dengan cermat!
1. Ular tikus

Dilansir A-Z Animals, penyebutan ular tikus atau rat snake merujuk ke ular pembelit dari famili Colubridae yang sangat suka memakan tikus. Karena suka memakan tikus, alhasil ular tikus membantu membasmi hama dan membantu menghentikan penyakit berbahaya yang disebarkan oleh tikus. Lebih lanjut, semua spesies ular tikus merupakan ular tidak berbisa.
Ular tikus tersebar hampir di seluruh dunia, mulai dari Amerika hingga Asia. Di Indonesia sendiri, beberapa spesies ular tikus yang terkenal adalah Ptyas korros, Ptyas mucosa, Gonyosoma oxycephalum, dan Coelognathus radiata. Ukuran mereka bervariasi, mulai dari 1.5 - 3 meter. Habitatnya juga beragam, mulai dari hutan, kebun, sawah, area lembap, pegunungan, hingga area pemukiman.
2. Ular pucuk

Secara umum, penyebutan ular pucuk merujuk pada ular yang berasal dari genus Ahaetulla. Dilansir Animalia, ular pucuk merupakan ular arboreal yang hidup di pepohonan. Seperti ular tikus, ular pucuk merupakan sahabat manusia yang bisa membasmi hama, khususnya hama padi seperti burung. Tak cuma itu, terkadang ular pucuk juga terlihat memangsa bajing yang cukup merugikan di kebun.
Sejatinya, ular pucuk merupakan ular berbisa rendah yang tidak berbahaya. Badannya ramping, kepalanya runcing, tubuhnya berwarna hijau, gerakannya gesit, dan panjangnya mencapai 2 meter. Ia sering dikira sebagai ular viper pohon yang berbahaya. Untuk membedakannya, dapat terlihat kalau viper pohon punya ekor merah dan kepala setiga yang mana tidak dimiliki oleh ular pucuk.
3. Ular sanca

Ular sanca merupakan ular pembelit berukuran besar yang berasal dari famili Pythonidae. Ular sanca dapat ditemukan di tiga benua, yaitu Afrika, Asia, dan Australia. Ukuran mereka beragam, mulai dari 3 meter hingga 10 meter. Gak cuma itu, habitatnya juga bervariasi, mulai dari savana, hutan, pepohonan, area lembap, hingga area pemukiman. Ular ini tidak berbisa, namun gigitannya cukup menyakitkan.
Dilansir The Spruce Pets, beberapa spesies ular sanca sangat populer sebagai peliharaan. Di alam liar, ia juga berperan sebagai predator puncak yang membantu menyeimbangkan ekosistem. Tak cuma itu, bahkan ular sanca juga membantu membasmi hama, lho. Tikus, babi hutan, burung, dan biawak merupakan beberapa hama yang bisa ia basmi. Maka dari itu, eksistensi ular sanca harus selalu dijaga.
4. Ular kucing

Laman Britannica menjelaskan kalau ular dari genus Boiga ini memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ia merupakan ular semi arboreal yang sering terlihat di pepohonan. Kemudian, kata "kucing" merujuk pada pupil matanya yang vertikal seperti mata kucing. Nah, bentuk pupil tersebut memudahkan ular kucing untuk melihat di malam hari. Pasalnya, kebanyakan spesies ular kucing merupakan hewan nokturnal.
Makanan kesukannya mencakup hewan arboreal, khususnya burung pemakan biji-bijian. Karena kebiasaannya memakan burung, ahasil ular kucing sangat efektif untuk menekan populasi hama dan membuat petani bisa bernafas lega. Soal bisa, ular kucing memiliki jenis bisa menengah yang tidak berbahaya bagi manusia. Jika tergigit, korban hanya akan mengalami pembengkakan, kebas, atau demam.
5. Ular endemik

Dikutip Iberdola, hewan endemik merupakan hewan yang hanya bisa ditemukan di satu daerah tertentu. Hewan endemik ada banyak dan salah satunya adalah ular. Sama seperti hewan endemik lain, kehadiran ular endemik sangat penting karena mereka bertugas untuk menyeimbangkan ekosistem, menjaga keutuhan rantai makanan, dan sebagai indikator kesehatan lingkungan. Karenanya, ular endemik memiliki peran penting di Indonesia. Selain itu, beberapa ular endemik merupakan hewan terancam punah yang populasinya terus menurun.
Bukan sekadar reptil berbisa yang mampu membunuh manusia, ternyata ular merupakan hewan yang harus dijaga. Pasalnya, ular memiliki peran yang sangat besar, entah bagi alam atau kehidupan manusia. Jadi, mulai saat ini kamu gak boleh meremehkan dan memandang ular sebelah mata. Justru, kamu harus menjaga ular dan mencoba hidup berdampingan dengan mereka.