Hadir di Eropa sejak awal abad ke-17, warna kuning Kamboja digunakan oleh pelukis ternama seperti Rembrandt, William Turner, dan Sir Joseph Reynolds. Disebut Gamboge, kata tersebut berasal dari kata Latin "Gambogium" yang berarti "pigmen". Kata "Gambogium" ternyata berakar dari kata Latin "Gambogia", nama latin "Kamboja".
Contoh warna kuning Kamboja dapat terlihat pada jubah rahib Buddhis. Cukup mudah proses pembuatannya, ambil getah dari pohon Garcinia hanburyi (Kamboja & Thailand) atau G. morella (India & Sri Lanka) berusia 10 tahun. Getah tersebut kemudian dijadikan bubuk untuk selanjutnya dijadikan tinta warna.
Akan tetapi, warna kuning Kamboja ternyata mengandung komponen laksatif, sehingga paparan dosis kecil dapat menyebabkan mencret, sementara dosis besar bisa fatal! Produsen peralatan seni asal Inggris, Winsor dan Newton berhenti memproduksi kuning Kamboja sejak 2005 dan menggantinya dengan bahan lebih aman, sehingga menghasilkan warna "Kamboja baru".
Dari asal-usul mengerikan cokelat mumi hingga kuning Kamboja yang bikin mencret-mencret, warna-warna yang ditawarkan sebenarnya cukup memikat mata, bukan? Buktinya, tidak sedikit warna-warna tersebut sempat menghiasi berbagai lukisan, ilustrasi buku, hingga produk yang beredar di masyarakat sebelum dihentikan karena bahayanya atau kelangkaan bahan bakunya.
Itulah 10 warna yang dilarang hingga tidak dapat digunakan karena lisensinya, bahayanya, hingga asal-usulnya yang kelam dan bahan bakunya yang sudah langka. Dari warna-warna tersebut, mana yang kamu pernah gunakan? Anak DKV pasti tahu warna-warna ini.
Kalau ada alternatif lain, jangan pakai warna-warna ini, ya. Demi keselamatanmu juga!