TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Proses Pengembangan Test-Kit COVID-19 di Indonesia

Pengembangan masih terus berlanjut hingga sekarang

Dok. Nusantics

Jakarta, IDN Times - Seiring dengan terus bertambahnya jumlah pasien positif virus Corona, pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berinisiatif membentuk task force untuk menjalankan proses riset dan pengembangan test-kit COVID-19 buatan dalam negeri. Dikutip dari siaran pers BPPT tertanggal 27 Maret 2020, task force ini melibatkan beberapa instansi seperti LIPI, Badan Litbang Kesehatan, Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Biofarma, beberapa perguruan tinggi, rumah sakit, serta startup Nusantics dan Healthtech.id.

Namun, belum banyak yang tahu bahwa pembuatan test-kit COVID-19 yang melibatkan berbagai institusi dalam negeri ini ternyata merupakan fase lanjutan dari 2 proses riset yang telah dimulai dari awal 2020 lalu. Berikut adalah poin-poin yang IDN Times rangkum terkait proses yang telah dilakukan:

1. Riset Generasi 1.0, langkah awal mendeteksi Virus Corona

freepik.com

Beberapa pihak yang terlibat dalam pengembangan test-kit COVID-19 generasi 1.0 yang dilakukan pada awal tahun 2020 ini adalah UNAIR, Eijkman, dan Litbangkes. Mereka memutuskan untuk mengadaptasi Berlin Protocol yang merupakan langkah serta instruksi dalam melaksanakan suatu tes. Hal itu dikarenakan Jerman merupakan salah satu negara pertama yang berinisiasi melakukan riset mengenai pembuatan test-kit COVID-19. 

"Protokol dari Berlin untuk proses penelitian test-kit COVID-19 ini diawali dengan desain SARS-CoV-1 yang kemudian disusul oleh SARS-CoV-2. Ternyata, target gene E pada SARS-CoV ini juga dimiliki oleh Virus Corona—sekuensnya mirip dan bisa terdeteksi oleh kit tersebut," terang Revata Utama sebagai Co-Founder & CTO Nusantics. Meski menggunakan SARS-CoV-1 dan tak langsung menggunakan data spesifik COVID-19, ini adalah langkah awal terbaik yang dapat dilaksanakan pada saat itu.

 "Ke depannya, kami akan terus berusaha agar karakterisasi genetik strain SARS-CoV-2 Indonesia dapat dipelajari secara lanjut dan dimanfaatkan untuk diagnostik, terapi, serta vaksin," Prof Dr Inge Lucida, Ketua ITD Unair, mengungkapkan komitmen serta  harapannya untuk pengembangan test-kit ini.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya