Teknologi Ini yang Mampu Menurunkan Risiko Penularan Virus Corona
Apa itu Plasmacluster?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara di Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul tentang penyebaran virus corona baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19 melalui airborne atau udara. Walaupun belum dapat dipastikan secara valid, namun kemungkinan penyebaran ini tetap dapat terjadi jika keadaan lingkungan mendukung terhadap perkembangan virus tersebut. Salah satunya adalah kualitas udara yang buruk akibat sirkulasi udara yang tidak baik.
PT Sharp Electronics Indonesia melalui kegiatan webinar-nya (22/9), mengumumkan temuan baru terhadap kemampuan teknologi Plasmacluster yang telah lolos uji dalam menurunkan risiko penularan Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) melalui udara, dan ini pertama di dunia. Shinji Teraoka selaku Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia mengungkapkan bahwa ini sebagai bentuk kontribusi yang dapat dilakukan oleh Sharp dalam membantu menjaga kesehatan konsumen setianya di seluruh dunia.
1. Untuk pertama kalinya di dunia, Sharp melakukan penelitian SARS-CoV-2
Sharp Corporation bersama dengan Prof. Jiro Yasuda (Pusat Penelitian Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Universitas Nagasaki), Prof. Asuka Nanbo (anggota Dewan Perkumpulan Virologi Jepang) Universitas Nagasaki, dan Prof. Hironori Yoshiyama (Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane), untuk pertama kalinya di dunia melakukan penelitian virus Corona baru (SARS-CoV-2) melalui perangkat uji virus yang dilengkapi dengan teknologi Plasmacluster dari Sharp.
Perlu diingat bahwa, teknologi Plasmacluster dari Sharp ini telah terbukti efektif dalam mencegah virus dan kuman yang mampu mengotori udara, sehingga mampu menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat untuk makhluk hidup. (3) Keamanan Ion Plasmacluster pun sudah diuji coba dan memenuhi standar GLP (4), dan memastikan ini gak memiliki efek menempel pada kulit, mata, gen, tubuh dan organ, ibu dan janin, dan reproduksi. Sudah pasti aman di lingkungan.
Bicara soal virus Corona baru, setidaknya hingga bulan Agustus 2020 kemarin, tercatat sudah lebih dari 25 juta orang sudah terinfeksi SARS-CoV- 2 dan lebih dari 840.000 orang di dunia meninggal karena penyakit menular ini sejak Desember 2019 lalu (5).