TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alasan Kenapa Kamu Sulit Berhenti Pakai Sosial Media Ini Mengejutkan!

Wow, gak nyangka kalau ada penjelasan ilmiahnya

yourdost.com

Facebook beberapa saat lalu baru mengumumkan bahwa mereka memiliki pengguna bulanan lebih dari 2 miliar. Ini membuat "populasi"nya bahkan lebih besar dari Tiongkok, Amerika Serikat, Meksiko dan Jepang dijumlahkan. Popularitasnya dan dampaknya pada masyarakat, lebih dari dugaan. Namun bagi banyak orang, penggunaan situs ini berfluktuasi dari adiktif hingga "menyebalkan". Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alasannya sangat sederhana. Ini berhubungan dengan orang lain dan apa yang kita pikirkan tentang mereka.

Bagi CEO Mark Zuckerburg dan para rekannya, etos dibalik situs ini sebenarnya sangat jelas.

lifewire.com

Tujuannya adalah untuk "membuat setiap orang berkemampuan membuat komunitas dan mendekatkan semua yang jauh". Dengan menawarkan tiap orang kesempatan untuk terhubung dengan teman-temannya dan berbagi konten bermakna, tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan serta ikatan komunitas. Ternyata, meneliti apa saja yang orang lakukan di situs ini, bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dan bagaimana respon mereka tentang kelakuan teman dan orang lain di dalamnya, menunjukkan bahwa kenyataannya lebih kompleks dari itu.

Baca juga: Ini 8 Alasan Ilmiah Kenapa Beberapa Orang Menghindari Senggama

Kebanyakan menjadi "Silent watchers" atau penonton diam-diam.

thenextweb.com

Para peneliti mensurvey dan menginterview secara selektif jaringan lebih dari 100 pengguna Facebook. Penemuan mereka menunjukkan bagaimana mereka menggunakan situs itu dan tetap terhubung dengan orang lain walaupun kumpulan orang lain tersebut telah menyakiti atau menyebalkan mereka. Bukannya menantang mereka atau ikatan mereka dengan orang lain tersebut, para peneliti melanjutkan penggunaan Facebook untuk diam-diam mengamati mereka. Dengan kata lain, Facebook menjadi gambaran dinamika perasaan semua hubungan antar manusia.

lifewire.com

Seperti halnya dalam kehidupan nyata, orang mencoba untuk terbuka dan bergaul dengan satu sama lain, meski harus perang perasaan dengan masalah sehari-hari. Salah satu catatan penting dalam penelitian ini adalah tingginya jumlah orang yang mengatakan bahwa mereka tersakiti atas apa yang diposting oleh teman mereka. Macamnya ada banyak, mulai dari pandangan politik/agama yang ekstrim, rasisme, phobia sosial tertentu, bahkan sesederhana terlalu banyak share rutinitas keseharian serta upaya "menyombongkan" diri.

Banyak fenomena yang mendorong orang untuk unfriend tapi gak mereka lakukan. Misalnya, salah satu responden mengatakan bahwa ia harus bersabar menghadapi teman yang terus memposting dukungan mereka pada hal yang dirasa buruk.

objektiiv.ee

Kebanyakan orang akan berusaha mengabaikannya sementara sebagian lain akan menyampaikan pendapatnya Contoh lain adalah ketika salah satu responden menyatakan bahwa ia mengirimkan pesan pada temannya tentang bagaimana anaknya yang berumur 2 tahun sudah bisa berhitung dan menyebutkan alfabet dalam 3 bahasa. Ini membuat temannya tiba-tiba membuat status pasif agresif yang membahas tentang orangtua ambisius yang setiap saat membicarakan kelebihan anaknya. Ada perasaan dari mereka untuk meremove mereka dari daftar teman, tapi gak mereka lakukan.

Lalu kenapa kita terus melakukannya dan secara gak sadar menikmati siklus itu?

pinterest.jp

Alasannya adalah sekumpulan reaksi akibat berbagai faktor ini difasilitasi dengan baik oleh Facebook melalui teknologi komunikasi yang mereka sajikan. Dalam Facebook, kamu akan menyatakan sesuatu yang kamu hampir gak bisa memilih siapa yang akan membacanya. Ketidakpastian respon itu yang dicari oleh banyak orang, respon yang kadang bisa menjadi kejutan. Beda dengan komunikasi tatap muka yang kamu pasti memilih dengan siapa kamu akan membicarakannya. Karenanya Facebook mendorong orang untuk mencari sebanyak mungkin opini tentang apa yang kita bicarakan.

Ini artinya orang-orang menjadi tertarik pada percakapan personal dalam lingkup publik yang lebih luas daripada sebelumnya. Perbedaan pemahaman dari teman yang beragam bisa menimbulkan banyak hal gak diduga, termasuk konflik mendadak.

kernelmag.dailydot.com

Menariknya, sifat alami yang melekat pada orang di Facebook membuat mereka gak dengan mudahnya memutuskan hubungan dengan seseorang, walau baginya orang tersebut menyebalkan. Misalnya rekan kerja atau anggota keluarga yang menyakiti mereka, karena adanya hubungan profesional ataupun keluarga yang harus mereka jaga, mereka enggan untuk unfriend orang-orang tersebut. Yang mereka lakukan adalah membatasi mereka dalam beberapa aktivitas, mengatur setting-nya seperti menyembunyikan mereka dari home atau feed, atau juga membatasi mereka dari melihat postinganmu. Mereka gak mau memunculkan konflik tambahan dengan melakukan unfriend.

Baca juga: Secara Ilmiah, Orang Pintar Cenderung Mudah Terpengaruh Stereotipe

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya