Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bersyukurlah wahai para kutu buku, teruntuk mereka yang pernah memberitahumu bahwa "jatuh cinta" pada buku akan menjadikanmu anti-sosial, maka mereka akan menelan ludah mereka sendiri. Penelitian terbaru menyatakan bahwa mereka yang secara rutin membaca, terutama kategori fiksi, akan menjadi orang yang lebih baik, ramah dan empatis. Membaca buku yang seperti apa? Seberapa berefeknya? Semua akan dijelaskan secara lengkap di sini!
Penelitian ini dilakukan di London dan melihat perbedaan karakter orang berdasarkan pilihan aktivitas favorit mereka.
teacherkathpastorfide.wordpress.com Penelitian ini, yang dilakukan oleh Kingston University di London dan dipresentasikan di British Psychological Society conference di Brighton, Inggris, juga menemukan bahwa mereka yang hanya menonton saja justru lebih gak ramah dan kurang bisa memahami orang lain. Untuk penelitian ini, para peneliti menguji 123 orang tentang preferensi mereka terhadap buku, tontonan TV dan permainan yang disuka. Mereka juga ditanyakan soal tipe hiburan yang mereka pilih, dari komedi hingga romansa, ataupun drama hingga faktual.
Baca Juga: Kenapa Bisa Ada Rambut Uban dan Botak? Ini Jawaban Ilmiahnya
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Menariknya, mereka yang suka membaca justru memiliki kecerdasan sosial lebih tinggi sementara mereka yang hanya menonton TV malah cenderung lebih anti-sosial.
Kemudian mereka diuji soal kemampuan interpersonal mereka, dengan para peneliti menanyakan mereka tentang perilaku mereka terhadap orang lain, apakah mereka mempertimbangkan perasaan orang lain atau apakah mereka mengerti dan menghargai pandangan orang lain serta apakah mereka secara aktif membantu orang lain. Melihat gambaran dari semua respon yang ada, para peneliti menemukan beberapa hasil menarik.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang membaca menunjukkan perilaku sosial positif yang lebih baik dan kemampuan yang lebih baik dalam empati kepada orang lain. Sementara itu, mereka yang memilih menonton TV gak menunjukkan kemampuan yang sama untuk empati dan malah lebih menunjukkan perilaku anti-sosial.
Penelitian ini gak sekedar berhenti di kebiasaan membaca, tapi juga sampai ke apa yang dibaca: fiksi, drama, romansa, atau komedi.
Rose Turner selaku pemimpin penelitian mengatakan bahwa penemuan ini mendukung bukti masa lampau yang menyimpulkan bahwa genre fisik berhubungan dengan sebuah rentang kemampuan empatis. Meskipun begitu, gak semua bentuk fiksi memiliki dampak yang sama. Asosiasi antara kemampuan empati, media dan perbedaan genre bisa sangat berbeda jika diteliti lebih dalam.
Para peneliti menemukan bahwa genre preferensi orang-orang berhubungan dengan kemampuan interpersonal dan perilaku, dan mereka yang memilih fiksi sebagai favorit menunjukkan kemampuan sosial paling postifi. Pecinta romansa dan drama menunjukkan perilaku paling empatis dan kemampuan untuk melihat sudut pandang orang lain. Sedangkan pecinta komedi paling bisa menghubungkan satu hal dengan yang lainnya, termasuk menjembatani orang.
Baca Juga: Dosis Kecil Ganja Ternyata Bisa Meningkatkan Kekuatan Memorimu