TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Teknologi Stem Cell, Harapan Para Penderita Kanker Darah

Stem cell menjadi terapi andalan untuk kanker darah

ethicaldigest.com

Baru-baru ini media dihebohkan dengan penyakit kanker darah yang diderita oleh mantan ibu negara kita, Ibu Ani Yudhoyono. Kanker darah sendiri adalah kanker yang mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah dan secara umum terdapat 3 jenis, yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma. Berita ini tentunya membuat para netizen ingin mencari tahu cara pengobatan penyakit satu ini.

Untuk kanker darah sendiri sebetulnya telah ditemukan banyak metode penyembuhannya, seperti kemoterapi, radioterapi, dan metode yang paling banyak dibahas adalah stem cell. Meski banyak dibahas di media, kira-kira apa sih stem cell itu sebenarnya dan kenapa dianggap sebagai metode paling efektif untuk menyembuhkan kanker darah? Daripada bingung, yuk kita bahas di artikel ini bersama-sama!

1. Stem cell = sel yang belum sempurna

cryo-cell.com

Stem cell atau sel punca pada dasarnya adalah sel yang belum berdiferensiasi secara sempurna. Diferensiasi sel sendiri adalah hal penting karena proses ini akan membuat stem cell berubah menjadi sel dewasa seperti sel darah, sel otot, hingga sel saraf.

Jadi, apa gunanya stem cell ini di dunia kedokteran? Sel yang belum berdiferensiasi ini dapat diisolasi dan diinduksi dalam sebuah media buatan (in vitro) agar menjadi sel yang diinginkan. Nantinya sel yang telah berhasil diinduksi ini akan diaplikasikan kepada pasien, harapannya adalah stem cell akan tumbuh dan menggantikan sel-sel di tubuh yang mengalami kerusakan.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Menderita Kanker Darah, Apa Faktor Pemicunya? 

2. Ada 2 jenis stem cell

Pexels/ Isaac Taylor

Menurut Journal of Conservatice Dentistry, berdasarkan sumber diperolehnya maka stem cell dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu embryonic stem cell dan adult stem cell. Embryonic stem cell diperoleh dari sel embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan) dan ditumbuhkan dalam media buatan. Karakteristik dari embryonic stem cell adalah stem cell ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi hampir semua jenis sel, hal ini lantaran karena sel ini masih belum berdiferensiasi sama sekali.

Sedangkan, adult stem cell biasanya diperoleh dari sumsum tulang belakang dan tali pusat bayi yang kaya akan stem cell. Sel ini memiliki keterbatasan dalam diferensiasinya karena sudah terdiferensiasi sebagian, tetapi penggunaan adult stem cell dinilai lebih aman karena resiko stem cell berdiferensiasi menjadi sel yang tidak dikehendaki lebih kecil dibandingkan embryonic stem cell.

3. Terdapat 3 opsi transplantasi

Pexels/ Zaid Abu Taha

Transplantasi stem cell ke tubuh pasien bisa dilakukan melalui 3 cara, yaitu tranplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik. Perbedaannya adalah tranplantasi autologus memanfaatkan stem cell dari dirinya sendiri, contohnya adalah penggunaan stem cell tali pusat yang disimpan saat kita baru lahir dan biasanya disimpan di bank tali pusat.

Tranplantasi alogenik adalah transplantasi stem cell dari orang lain yang dinilai memiliki kecocokan dengan penerima donor, stem cell ini bisa berasal dari kerabat ataupun orang lain. Sedangkan, transplantasi singenik adalah transplantasi stem cell dari saudara kembar yang sebelumnya harus dinyatakan memiliki kecocokan secara medis juga.

4. Sudah diteliti sejak tahun 1960

countway.harvard.edu

Penggunaan stem cell untuk pengobatan telah dimulai sejak tahun 1960 oleh peneliti dari Kanada, yaitu Ernest A. McCulloch dan James E. Mereka mulai meneliti stem cell setelah menemukan fakta bahwa sel sumsum tulang dari mencit mampu berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, hal ini menjadi bukti kuat dari potensi penggunaan stem cell.

Kemudian pada tahun 1968, seorang seorang dokter dari Amerika bernama Robert. A. Good berhasil mencatatkan sejarah setelah berhasil melakukan operasi transplantasi sumsum tulang pertama di dunia. Transplantasi ini dilakukan terhadap seorang anak yang mengalami defisiensi imunitas sehingga sering sakit-sakitan dan umurnya diprediksi tidak akan panjang.

Setelah operasi tranplantasi sumsum tulang ini berhasil dilakukan, anak yang menerima donor dari saudara perempuannya itu pun akhirnya bisa hidup normal hingga sekarang. Setelah keberhasilan Robert. A. Good, penelitian dan penggunaan stem cell semakin meningkat.

5. Mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang sebelumnya tidak bisa diobati

medicalnewstoday.com

Teknologi stem cell telah banyak membuktikan potensinya dalam ilmu kedokteran, seperti diabetes, Parkinson, Alzheimer, kulit terbakar, hingga memperbaiki kornea mata yang rusak. Menurut Jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society London, penelitian dan kebutuhan akan teknologi stem cell semakin meningkat selama beberapa tahun kebelakan, hal ini terjadi karena potensi stem cell yang sangat tinggi untuk kesehatan manusia.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Kanker Darah, Penyakit yang Diderita Ani Yudhoyono

Verified Writer

Deny Hung

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya