TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Kalium Sianida dalam Sate Beracun yang Bunuh Seorang Anak

Kalium sianida membunuh dalam hitungan menit

ilustrasi sate dan racun (pixabay.com/blazejosh dan wikimedia.org)

Masyarakat Indonesia baru-baru ini digegerkan dengan terbunuhnya seorang anak berusia 10 tahun di Bantul. Ia meninggal dunia setelah menyantap sate beracun yang salah sasaran. Setelah dideteksi, makanan tersebut ternyata mengandung kalium sianida, bahan kimia yang sangat berbahaya untuk manusia.

Kalium sianida atau potasium sianida adalah sebuah senyawa dengan rumus KCN. Garam kristal tak berwarna yang terlihat mirip dengan gula ini sangat larut dalam air.

Menurut laporan kepolisian, kalium sianida yang digunakan oleh pelaku berinisial NA (26) berjenis padat. Diduga, ia menaburkannya ke dalam bumbu sate. Lalu seberapa berbahayakah kalium sianida dan seperti apa dampaknya jika masuk ke tubuh manusia? 

1. Mengenal kalium sianida, bahan kimia apakah itu?

kalium sianida (wikimedia.org)

Kalium sianida dikenal pula sebagai KCN. Zat ini secara alami bisa ditemukan dalam beberapa tumbuhan. Contohnya singkong, almond, apel, aprikot, hingga persik. Akan tetapi, kadarnya yang begitu sedikit membuat kalium sianida alami itu tidak beracun. 

Akan tetapi, kalium sianida kimiawi biasa digunakan dalam industri percetakan, fotografi, ekstraksi emas, dan pembersihan logam. Karena fungsi tersebut, ia masih bisa didapatkan secara bebas. 

Baca Juga: Kucing Kesayangan Nabi Muhammad SAW, 9 Fakta Soal Muezza

2. Bahaya paparan kalium sianida terhadap manusia

ilustrasi orang pingsan (pexels.com/Engin Akyurt)

Walaupun masih dibutuhkan oleh sejumlah industri, penggunaan kalium sianida harus benar-benar diawasi. Sebab zat toksik di dalamnya tidak boleh terhirup, apalagi tertelan. Lalu seberapa berbahayakah kalium sianida?

Menurut keterangan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan jurnal dari Science Direct, kalium sianida mengeluarkan hidrogen sianida yang bisa menghambat kemampuan sel tubuh untuk memakai oksigen. Jika ini terjadi, sel-sel akan mati. 

Ketidakmampuan memakai oksigen ini akan membahayakan organ-organ tubuh. Khususnya otak dan jantung yang sangat bergantung padanya. Setelah sel-sel berguguran, manusia akan jatuh dalam kondisi kritis dan sulit untuk bertahan. 

Jadi singkatnya, paparan kalium sianida sangat berbahaya dan bisa membunuh manusia jika tidak segera ditangani dengan benar. Paparan tersebut bisa berupa terhirup melalui hidung, tertelan, kontak dengan mata, serta kulit. 

3. Paparan kalium sianida bisa membunuh dalam hitungan menit

ilustrasi kematian (freepik.com/freepik)

Yang membuat kalium sianida semakin berbahaya adalah kemampuan membunuhnya yang sangat kuat. CDC melaporkan bahwa bahan kimia tersebut bahkan mampu membunuh dalam hitungan menit setelah seseorang terpapar. 

Dilansir Lab Roots, bahan kimia ini begitu cepat menyebar ke seluruh tubuh. Ketika itu terjadi, korban akan mengalami kematian secara sadar. Artinya, otak masih bekerja namun organ tubuh tidak bisa berfungsi. Rasa sesak yang ditimbulkan begitu menyakitkan sehingga keracunan kalium sianida termasuk ke dalam salah satu cara mati paling tak disukai di dunia. 

4. Gejala keracunan kalium sianida yang bisa dicermati

ilustrasi gas beracun (pexels.com/Jill Burow)

Ada beberapa gejala awal yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan kalium sianida. Berikut ini di antaranya berdasarkan jenis paparan.

Jika kalium sianida terhirup:

  • Pusing, sakit kepala, dan lemas;
  • Kebingungan;
  • Pingsan;
  • Sesak napas dan jantung berdetak tak normal;
  • Pupil menyempit;
  • Kejang.

Jika kalium sianida tertelan:

  • Mual hebat hingga muntah;
  • Sakit perut;
  • Iritasi jaringan dalam kerongkongan dan perut;
  • Sesak napas dan jantung berdetak tak normal;
  • Pingsan, kejang, pusing, sakit kepala, dan lemas. 

Jika kalium sianida kontak dengan mata:

  • Mata merah, sakit, dan terasa terbakar;
  • Jaringan di dalam mata mengalami luka;
  • Sesak napas dan jantung berdetak tak normal;
  • Pingsan, kejang, pusing, sakit kepala, dan lemas. 

Jika kalium sianida kontak dengan kulit:

  • Kulit iritasi dan terasa terbakar;
  • Jaringan rusak;
  • Sesak napas dan jantung berdetak tak normal;
  • Pingsan, kejang, pusing, sakit kepala, dan lemas. 

Baca Juga: Kenapa Awak KRI Nanggala-402 Tak Berenang Keluar Kapal? Ini Faktanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya