TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Rashdul Kiblat, ketika Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bah

Hanya terjadi dua kali dalam setahun, lho!

Ilustrasi Ka'bah (Pexels.com/Muhammad Khawar Nazir)

Intinya Sih...

  • Matahari dan Ka'bah bertemu dalam fenomena langka bernama rashdul kiblat
  • Fenomena ini terjadi dua kali setahun, memungkinkan umat Islam untuk menentukan arah salat secara akurat
  • Rashdul kiblat dijelaskan oleh Meiditomo Sutyarjoko, seorang pakar satelit Indonesia yang juga anak didik B.J. Habibie

Di hari itu, sumber energi nomor satu di dunia "bertemu" dengan magnet jutaan umat manusia. Walaupun tak lama, pertemuan singkat itu mampu mengubah kehidupan banyak orang. 

Melihat Matahari bersinar terang di atas sana mungkin bukanlah hal yang spesial untuk kita. Tak heran sebab hal ini terjadi hampir setiap hari. Namun tahukah kamu bahwa sebenarnya ada momen langka di mana posisi Matahari bisa menunjukkan arah kiblat secara presisi?

Inilah yang disebut sebagai rashdul kiblat, momen di mana sang surya berada sejajar dengan Ka'bah di Mekkah, Arab Saudi. IDN Times pernah melakukan wawancara bersama Meiditomo Sutyarjoko, seorang pakar satelit Indonesia, pada tahun April 2020 lalu. Ia juga merupakan salah satu anak didik B.J. Habibie, lho. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!

1. Apa yang dimaksud dengan rashdul kiblat?

ilustrasi jamaah haji dan umrah berkeliling mengitari Ka'bah (unsplash.com/ibrahim uz)

Sebagian besar dari kita memang asing dengan "rashdul kiblat". Masyarakat sering pula menyebutnya sebagai "rashdul qiblah" atau "istiwa a'dham". Namun apa artinya? 

Ternyata istilah rashdul kiblat merujuk pada fenomena di mana posisi Matahari tepat berada di atas Ka'bah. Jika ditarik garis, keduanya benar-benar presisi membentuk sudut 90 derajat, lho. Itulah kenapa orang-orang sering menyebutnya sebagai pertemuan antara Matahari dan Ka'bah, kedua "sumber energi" besar yang ada di dunia. 

Meidi mengatakan bahwa sebenarnya fenomena ini terlihat biasa saja, hanya Matahari menyinari sekelilingnya. Tak ada peristiwa unik yang menandainya. Tidak seperti gerhana, hujan meteor, dan lain sebagainya. Namun pengetahuan di baliknyalah yang membuat rashdul kiblat penting untuk dikenal dan dipahami. 

"Ini sebenarnya fenomena yang biasa-biasa saja ya. Namun yang membuatnya istimewa adalah pengetahuan di baliknya. Ada saat di mana Matahari dua kali dalam setahun itu tidak biasa-biasa saja, dia punya kekhususan," kata Meidi

2. Rashdul kiblat terjadi karena adanya gerak semu tahunan Matahari

ilustrasi matahari (pexels.com/Brett Sayles)

Ternyata peristiwa rashdul kiblat ini merupakan dampak dari gerak semu tahunan Matahari. Saat ini terjadi, Matahari tampak bergerak dari lintang selatan ke ekuator, lintang utara, hingga kembali lagi ke lintang selatan dan seterusnya. Dalam "perjalanan" tersebut, ia akan melewati garis lintang di mana Ka'bah berada.

"Matahari kan selalu bergerak dari arah pandang kita, ya. Nah, dalam perjalanannya ke lintang utara, yaitu maksimalnya 23,5 derajat. Lalu Matahari melewati titik 21,2 derajat. Pas di situ, itu dia sama dengan lintangnya Ka'bah. Ini menandakan rashdul kiblat," terang Meidi. 

Matahari kemudian melanjutkan perjalanannya kembali hingga sampai pada 23,5 derajat lintang utara. Setelahnya, ia bergerak turun ke arah ekuator. Matahari kembali melewati titik 21,2 derajat lintang utara. Ini menandakan rashdul kiblat kedua.

Benar, rashdul kiblat termasuk momen yang langka, ia hanya terjadi dua kali dalam satu tahun di bulan Mei dan Juli. Pada umumnya di Indonesia, peristiwa ini bisa diamati sekitar pukul 16.00 sore. 

3. Gerak semu tahunan Matahari disebabkan oleh revolusi Bumi

climate4life.info

"Sebenarnya untuk fenomena ini, yang bergerak adalah Buminya. Bumi itu sebenarnya tidak tegak lurus nol derajat, tapi dia bidangnya memiliki sudut 23,5 derajat. Jadi saat mengelilingi Matahari ia seolah mengangguk-angguk. Dari nol ke 23,5 kemudian nol, lalu -23,5, seperti itu," kata Meidi.

Jadi, gerak semu tahunan Matahari ini bukan disebabkan oleh Matahari yang bergerak. Justru fenomena ini terjadi karena Bumi berotasi dan juga berevolusi dengan sudut kemiringannya. Akibatnya, Matahari terlihat seperti bergerak menyusuri garis lintang. 

Baca Juga: Medan Magnet Bumi Melemah? Ini Dampaknya pada Kehidupan Manusia!

4. Rashdul kiblat adalah momen yang tepat untuk memperbaiki arah kiblat kamu

unsplash.com/konevi

Kembali lagi ke rashdul kiblat, inilah keistimewaannya! Peristiwa yang terjadi dua kali setahun tersebut adalah momen yang tepat bagi umat Islam untuk memperbaiki arah salat secara akurat. 

"Sebenarnya event-nya biasa saja, ya. Matahari ada di atas Ka'bah. Namun yang membuatnya spesial adalah melalui fenomena ini, kita bisa memperbaiki arah kiblat kita dengan amat akurat. Jadi kita tak perlu bergantung dengan kompas yang belum tentu presisi.

Ini penting, ya, karena kita kebiasaan asal salat begitu masuk rumah, kiblatnya selalu miring ke arah barat. Padahal bisa saja arahnya sekarang jadi lurus," terang Meidi.

5. Cara memperbaiki arah kiblat saat fenomena rashdul kiblat berlangsung

unsplash.com/leviclancy

Lalu seperti apa cara memperbaiki arah kiblat selama fenomena ini berlangsung? Tak sulit kok, intinya adalah kamu harus tahu persis kapan puncak rashdul kiblat berlangsung di area tinggalmu. Setelah itu, ikuti langkah berikut ini!

"Misalnya kejadiannya di Jakarta ya jam 16.14 sore. Kita harus berdiri di tanah yang datar dan lapang. Terus lihat bayangan kita. Bayangan badan kita itu adalah 180 derajat kebalikan dari arah kiblat. Biasanya lebih akurat pakai tongkat. Jadi cukup simpel, ya," terang lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut. 

Jika kita membuat satu garis lurus dari bayangan tubuh atau tongkat yang terbentuk, di sanalah Ka'bah berada. Menakjubkan, ya!

6. Ini membuktikan bahwa peristiwa langit memiliki signifikansi yang besar untuk kehidupan manusia

ilustrasi fenomena langit (pexels.com/ZCH)

Rashdul kiblat memang tak sepopuler fenomena langit lain. Misalnya pencarian hilal untuk menentukan awal dan akhir bulan Ramadan. Padahal signifikansi rashdul kiblat sangatlah besar untuk kelancaran ibadah umat Islam. 

"Sedemikian penting dua tanggal tersebut di samping tanggal-tanggal untuk melihat hilal dan fenomena lainnya. Dengan pengetahuan ini diharapkan kita lebih tertarik lagi melihat fenomena space yang applicable untuk kehidupan sehari-hari kita," tutur Meidi sambil mengutarakan harapannya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya