TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Paper Cut Terasa Sangat Sakit? Ini Penjelasannya Menurut Sains!

Kok bisa ya kertas menimbulkan rasa sakit yang luar biasa?

Unsplash/Diana Polekhina

Enak-enak membolak-balik halaman buku, tiba-tiba “srak!”. Aw! Kertas menyobek kulit, cairan merah segera keluar dari ujung jari. Secara instan, rasa sakit pun mulai merebak. Inilah yang disebut dengan paper cut.

Sebenarnya luka yang ditimbulkan paper cut tergolong kecil, tetapi rasa sakitnya luar biasa. Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu? Padahal penyebab luka hanyalah secarik kertas, bukan silet ataupun pisau. 

Ingin tahu apa yang menyebabkan paper cut terasa sakit hingga berhari-hari? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

1. Ada banyak ujung saraf di jari kita

shelteringarms.com

Alasan pertama kenapa paper cut menyakitkan adalah karena ada lebih dari 2.500 ujung saraf di sana. Bukan hanya itu, jarak antara setiap saraf pun berdekatan sehingga reaksi yang ditimbulkan pun signifikan. 

“Ujung jari adalah bagaimana kita mengeksplor dunia, bagaimana kita melakukan tugas-tugas kecil. Jadi masuk akal jika kita memiliki banyak ujung saraf di sana. Hal ini bekerja seperti mekanisme keamanan,” kata Hayley Goldbach, ahli dermatologi dari University of California, Los Angeles kepada BBC.

2. Luka yang ditimbulkan akan terbuka berhari-hari

collegian.com

Pada umumnya, luka yang ditimbulkan oleh goresan kertas tidak dalam sehingga tidak mengeluarkan banyak darah. Ada kabar baik dan buruk tentang hal ini. Kabar baiknya, luka tersebut tidaklah parah dan membuat kita ketakutan.

Kabar buruknya, sistem saraf yang terluka akan terus terekspos hingga beberapa hari. Kenapa demikian? Dilansir dari Scientific American, hal ini terjadi karena tidak ada penggumpalan darah yang bisa membantu menutupinya. Alhasil, ketika tersentuh, luka tersebut pun terasa sakit.

Baca Juga: 7 Reaksi Tubuh Ketika Kamu Sedang Merahasiakan Sesuatu

3. Luka paper cut sebenarnya tidak beraturan

Unsplash/Clay Banks

Jika dilihat sekilas, luka yang ditimbulkan paper cut terlihat bersih. Namun nyatanya tidak. Paper cut akan menghasilkan luka yang tidak beraturan. Bagaimana bisa? Ternyata jika diperbesar, ujung kertas memiliki permukaan yang bergerigi, mirip seperti gergaji. Maka, tak heran jika rasa sakitnya pun lebih besar daripada saat teriris pisau. 

4. Bahan kimia dari kertas akan menginfeksi luka

Unsplash/Joanna Kosinska

Tahukah kamu apa bahan yang diperlukan untuk membuat kertas? Di antaranya adalah kayu dan bahan kimia. Keduanya ketika masuk ke dalam jaringan yang terbuka akan menyebabkan rasa sakit dan bahkan iritasi. Terlebih lagi, kondisi luka yang terus terbuka membuatnya mudah terekspos oleh bakteri dan partikel asing lainnya. 

5. Kita terus memerhatikan luka tersebut

mnn.com

Jari adalah bagian tubuh yang sangat sering kita gunakan. Itulah kenapa kita lebih sering memerhatikannya, terlebih jika sedang ada luka. Respons tubuh selanjutnya adalah menghindarkan luka tersebut dari apa pun yang mengancamnya. 

Tak hanya itu, kita juga masih harus menggunakan organ gerak tersebut untuk beraktivitas sehari-hari. Ketika melakukannya, kulit kita akan tertarik dan tertekan sehingga menunda proses penyembuhan.

6. Bagaimana jika paper cut terjadi di bagian tubuh lainnya?

Unsplash/Annie Spratt

Pernahkah kamu mengalami paper cut yang bukan di jari? Tentu sangat jarang, kan?

Ketika hal itu terjadi di bagian tubuh lainnya, ada dua kemungkinan. Di tempat yang tidak memiliki banyak saraf seperti perut, lengan, dan punggung, paper cut tidak akan terlalu sakit. Sedangkan pada bibir, area genital, dan telapak kaki yang punya banyak ujung saraf, tentu akan terasa sakit 

Baca Juga: Kenapa “Ngelem” Bisa Bikin Kecanduan? Berikut Penjelasan Sainsnya 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya