TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Teori Abiogenesis: Teori Asal Usul Kehidupan

Katanya, makhluk hidup hadir dari benda tidak hidup

ilustrasi makhluk hidup (unsplash.com/finn mund)

"Bagaimana makhluk hidup bisa ada di dunia ini?"

Jika kamu pernah bertanya-tanya tentang penciptaan makhluk hidup dalam sudut pandang biologi, maka teori abiogenesis menjadi salah satu teori yang patut kamu ketahui. Teori ini mengemukakan bagaimana makhluk hidup hadir dari benda tidak hidup.

Kok, bisa? Daripada penasaran, simak sampai habis ulasan mengenai teori abiogenesis, ya!

Baca Juga: 8 Teori Alien Nyata Ada di Alam Semesta, Kamu Percaya?

1. Mengenal teori abiogenesis

kupu dan bunga (pexels.com/Katie Burandt)

Teori abiogenesis adalah teori yang mengemukakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Teori ini berawal dari pemikiran sederhana yang akhirnya disebut juga sebagai teori generatio spontanea. Sebagai contoh, teori abiogenesis menyatakan bahwa awal mula katak hidup adalah dari lumpur karena muncul dari lokasi yang sama. 

Teori abiogenesis dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) berdasar pengamatan terhadap ikan-ikan yang berada di sungai dan bermula dari lumpur. Dalam bukunya yang berjudul History of Animals, Aristoteles berpendapat beberapa hewan tumbuh dari induknya dan sebagian lain dapat tumbuh secara spontan. 

Seiring berkembangnya pengetahuan, lahir pula teori abiogenesis modern yang bermula dari teori klasik. Pendapat abiogenesis modern beranggapan adanya kehidupan dimulai dari molekul anorganik, yang bergabung kembali dengan cara berbeda karena pengaruh energi. 

Dari proses tersebut, akan terbentuk molekul-molekul yang terus mereplikasi diri. Lama kelamaan molekul saling bergabung dan mulai menciptakan struktur dasar kehidupan, seperti sel. Dilansir Biologydictionary, ilmuwan modern berspekulasi bahwa molekul pertama yang menggandakan diri adalah molekul RNA.

RNA merupakan asam nukleat yang dapat bertindak sebagai perpustakaan genetik dan mengkatalisis reaksi. Komposisi RNA terdiri dari empat basa nukleotida yakni adenin, guanin, sitosin, dan urasil.

Study.com menyebutkan terdapat penelitian terbaru yang menemukan bahwa molekul tertentu dapat membentuk keempat nukleotida penyusun RNA dengan adanya sinar ultraviolet atau sinar matahari. Hal tersebut tentu mendukung teori abiogenesis yang berpendapat bahwa kehidupan berawal dari molekul anorganik. 

2. Pembuktian teori abiogenesis

ilustrasi jerami (unsplash.com/ignazio di gangi)

Teori abiogenesis terus eksis hingga akhir abad ke 17. Pada masa populernya, terdapat banyak ilmuwan yang turut membuktikan teori abiogenesis melalui eksperimen-eksperimen. 

Seperti Jean Baptiste van Helmont (1580–1644). Seorang ahli kimia, fisiologi, dan dokter yang menemukan resep untuk membuat tikus. Menurutnya, gandum akan berubah menjadi tikus sekitar 21 hari dengan membiarkan ragi bereaksi di baju yang terus terpapar asap dari gandum, melansir Biologyonline. Pembuktian tersebut merupakan salah satu pemikiran umum tentang bagaimana kehidupan bisa muncul dari benda mati.

Percobaan teori abiogenesis klasik terus berlanjut, termasuk dari Antonie van Leeuwenhoek. Ia membuktikan contoh teori abiogenesis dengan menunjukkan hasil eksperimen berupa adanya mikroorganisme (makhluk hidup sangat kecil) dalam sampel air hujan dan air rendaman jerami.

Terus berkembang, teori abiogenesis klasik terus melahirkan eksperimen baru salah satunya teori Oparin-Haldane yang merupakan teori abiogenesis modern. Teori ini digagas pada tahun 1920 oleh kerja sama ilmuwan Inggris JBS Haldane dan ahli biokimia Rusia Aleksandr Oparin. 

Bermula dari abiogenesis klasik, teori Oparin-Haldene berfokus pada pengetahuan biokimia modern. Dasar teori modern ini mencetuskan bahwa kehidupan anorganik tidak serta merta berdasar pada prinsip material, prinsip gerakan dan prinsip ruh, tetapi berasal dari molekul, RNA, dan faktor lainnya. Ide modern abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan primitif di bumi berasal dari materi tak bernyawa yang berproses dan butuh jutaan tahun untuk terjadi. 

Di era modern, teori abiogenesis klasik tidak lagi digunakan. Sebab telah terpatahkan dengan adanya eksperimen yang menyatakan bahwa makhluk hidup tidak berasal dari zat anorganik (teori biogenesis). Meski demikian, teori abiogenesis modern masih tetap berkembang dan menjadi salah satu dasar pengetahuan guna mempelajari RNA. 

Baca Juga: 8 Bukti Teori Relativitas Einstein di Kehidupan Nyata

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya