TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Kasus Orang Bertahan Hidup tanpa Otak yang Sempurna, Kok Bisa?

Keanehan ini membuat ilmuwan mempertanyakan fungsi otak

ilustrasi otak (pixabay.com/ TheDigitalArtist)

Otak mengontrol dan memproses banyak hal dalam tubuh. Suhu tubuh, memori, gerak motorik, emosi, pernafasan dan fungsi lainnya diproses di otak. Organ yang sebagian besar tersusun dari lemak ini masih menjadi misteri bagi para peneliti.

Dianggap sebagai salah satu organ terpenting dalam hidup, beberapa orang justru bertahan hidup, bahkan menjalani hidup normal walau memiliki otak yang tak sempurna. Kasus di mana orang-orang hidup tanpa otak yang lengkap masih membuat para ahli bertanya-tanya akan fungsi dan pengaruh organ tersebut dalam hidup manusia. Berikut beberapa kasus orang yang dapat hidup tanpa organ otak sempurna. 

1. Jonathan Keleher

Jonathan Keleher hidup tanpa organ otak yang sempurna sejak ia lahir. NPR melansir bahwa kondisi langka yang dialaminya tersebut mempengaruhi beberapa hal dalam hidup Jonathan. Ia memiliki cara berjalan yang aneh, cara bicara yang unik, dan keseimbangan tubuh yang buruk. Selain itu Jonathan juga tidak mampu berpikir abstrak dan berstrategi. 

Dengan kondisinya, secara mengejutkan, Jonathan menjalani hidupnya dengan normal. Dilansir Capradio, Jonathan mampu melakukan aktivitas-aktivitas rutin dan dapat berkomunikasi dengan baik. Ia juga memiliki ingatan jangka panjang yang baik, dan bahkan memiliki pekerjaan.

Demi ilmu pengetahuan, Jonathan mengizinkan para ahli untuk meneliti dirinya. Para ahli telah mempelajari kondisi dan perkembangan Jonathan sejak ia berusia 15 tahun. Dengan kerja sama dari Jonathan, mereka berusaha mempelajari fungsi dan pengaruh otak kecil atau cerebellum dalam kehidupan manusia. Dari kasus ini, para ahli menemukan bahwa otak kecil berperan dalam munculnya autisme. 

2. Noah Wall

Noah Wall lahir hanya dengan otak sebesar 2 persen dari ukuran normal. Dilansir Mirror, kondisi Noah diketahui saat masih dalam kandungan sehingga dokter menyarankan agar ibunya melakukan aborsi. Sebab, harapan hidup sang buah hati kecil. Namun, kedua orangtuanya memilih untuk mempertahankan Noah. Ia pun lahir pada Maret 2012.

Sejak lahir, Noah harus berada dalam perawatan dan pengawasan yang ketat. Ia juga rutin menerima terapi. Wales Online melansir bahwa kondisi otak Noah merupakan akibat dari kista porensifali di kepalanya yang telah ada sejak ia masih dalam kandungan.

Selain terlahir dengan organ otak yang tak normal, Noah juga memiliki masalah lain, yaitu tulang belakang tak terhubung atau spina bifida dan hidrosefalus. Hal ini membuat dokter memprediksi Noah tidak akan dapat berjalan, makan, dan berbicara dengan normal. Namun dugaan dokter ternyata salah.

Secara mengejutkan, saat berusia 3 tahun, otak Noah telah "tumbuh" kembali, hingga mencapai 80 persen dari otak normal. Selain itu, ia juga dapat melihat, mendengar, tersenyum, dan berbicara. Saat berusia 10 tahun, Noah dapat berdiri sendiri dan diharapkan dapat berjalan setelah operasi. 

Baca Juga: Perubahan Otak selama Menopause Bisa Tingkatkan Risiko Demensia

3. Trevor Judge Waltrip

ilustrasi hasil pemindaian tengkorang anak-anak (commons.wikimedia.org/Nevit Dilmen)

Sejak lahir, Trevor Waltrip tidak memiliki organ otak sama sekali. Kondisi yang dikenal sebagai hydranencephaly ini merupakan kelainan bawaan di mana seseorang kehilangan kedua belahan otaknya. Dilansir Tech Times, anak kelahiran 24 Desember 2001 tersebut dapat bertahan hidup karena masih memiliki batang otak yang memungkinkannya bernafas dan memiliki jantung yang berdetak. 

Tengkorak Trevor terisi dengan cairan, sehingga membesar akibat hidrosefalus. Kondisinya juga membuat Trevor tidak dapat melihat, berjalan, maupun berbicara. Walau demikian, dilansir Fox News, ia dapat merespons beberapa stimulus yang diberikan, memiliki kesadaran, dan merasa tak suka ditinggal sendirian.

Pada umumnya, anak yang lahir dengan kondisi ini tak akan bertahan hidup lama setelah lahir. Namun, anak bernama lengkap Trevor Judge Waltrip ini berhasil bertahan hidup selama dua belas tahun dengan bantuan selang makanan dan terapi untuk menstimulasi otot dan sendinya. Trevor meninggal dalam tidurnya pada 25 Agustus 2014. 

Verified Writer

MONICA GRACIA R P

@itsmonica92

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya