TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Skenario Terburuk jika Bumi Membesar Tiga Kali Lipat, Mengerikan!

Bencana dan kekacauan akan terjadi di mana-mana

unsplash.com/NASA

Bumi merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang memiliki kehidupan di dalamnya. Hal tersebut karena Bumi terletak di zona layak huni atau habitable zone. 

Semua yang ada pada Bumi bisa dikatakan sempurna. Namun sayangnya, kepadatan populasi di Bumi membuat kesempurnaan itu kian sirna. Para ilmuwan mengatakan jika Bumi sudah tua dan tak akan mampu lagi menopang beban populasi di beberapa puluh atau ratus tahun yang akan datang.

Namun, apa jadinya jika Bumi memiliki ukuran tiga kali lebih besar? Akankah persoalan kelebihan populasi tertangani? Atau malah memicu masalah lain yang lebih mengerikan? Cari tahu jawabannya di bawah ini, yuk!

1. Wilayah daratan akan meluas, namun kebutuhan pokok menipis

timeslive.co.za/Getty Images

Jika Bumi membesar tiga kali lipat, otomatis wilayah daratan akan meluas. Hal tersebut mungkin menjadi pertanda bagus untuk menjawab isu kepadatan penduduk di Bumi saat ini. Namun, terdapat hal mengerikan yang akan terjadi setelahnya.

Bumi yang saat ini memiliki radius 6.378 kilometer akan bertambah menjadi 19.134 kilometer. Itu artinya, Bumi membutuhkan lebih banyak tanah untuk melapisi daratannya.

Jika hal itu terjadi, persediaan tanah di Bumi akan semakin menipis dan tidak cukup subur untuk menumbuhkan tanam-tanaman penghasil kebutuhan pokok, seperti makanan dan lain sebagainya. Gagal panen secara permanen bisa saja terjadi selama belum ada teknologi canggih buatan manusia untuk mengatasi masalah tersebut.

Nature dalam lamannya menulis jika tanah adalah penyedia ekosistem terpenting yang menyuplai nutrisi serta energi pada tanaman. Jika kondisi tanah tidak cukup baik, maka akan berdampak buruk pada hasil tanamannya.

Berkurangnya kualitas tanah berarti berkurang juga bahan makanan yang dihasilkan. Lalu, bagaimana cara manusia bertahan hidup tanpa makanan di Bumi?

2. Terbatasnya persediaan air dan rusaknya siklus cuaca

walstorm.eu

Sama halnya dengan wilayah daratan, lautan pun akan meluas seiring bertambahnya radius Bumi menjadi tiga kali lipat. Perluasan wilayah tersebut mau tak mau membuat laut harus membagi airnya kepada ruang laut baru yang tercipta di Bumi.

Hal tersebut akan membuat seluruh lautan di Bumi menjadi lebih dangkal karena airnya berkurang. Kemudian, lautan akan terbatas dalam melakukan penyerapan panas Matahari dan evaporasi, yakni proses vital siklus air dan cuaca.

Dilansir National Geographic, panas Matahari yang diserap lautan akan disebarkan secara kondisional ke seluruh belahan Bumi melalui atmosfer di udara, sehingga cuaca dan temperatur di beberapa wilayah akan tetap seimbang. 

Lautan juga mengambil peran penting dalam siklus air, yakni dengan penguapan air laut menjadi awan hujan atau yang disebut evaporasi. Seperti yang diketahui, hujan adalah sumber air utama di Bumi.

Jika lautan mendangkal, maka persediaan air akan terbatas dan cuaca tak lagi kondisional. Pada akhirnya, akan terjadi kekacauan di mana-mana karena Bumi mengalami krisis air yang perlahan membunuh seluruh makhluk di dalamnya.

Baca Juga: 5 Fakta Spinosaurus, Karnivora Terbesar yang Pernah Hidup di Bumi

3. Bobot tubuh akan semakin berat seiring meningkatnya gaya gravitasi

Getty Images/Jeff J. Mitchell

Mengutip Live Science, gaya gravitasi akan meningkat seiring meningkatnya kepadatan dan radius planet. Hal tersebut berlaku juga pada Bumi jika membesar hingga tiga kali lipat. Manusia akan memiliki bobot yang lebih berat karena tarikan gravitasi Bumi yang semakin kuat.

Mengapa demikian? Semakin meningkat gravitasi, maka semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk menahan tarikan gravitasi itu sendiri. Bahkan, bangunan-bangunan yang berdiri kokoh saat ini akan roboh jika gravitasi tiba-tiba meningkat.

Jadi, hanya ada dua pilihan, remuk karena tertarik gravitasi atau tetap utuh dengan bobot yang luar biasa berat. Akan tetapi, pilihan untuk tetap hidup di 'Bumi besar' tersebut pun akan terasa sangat menyakitkan dengan keadaan gravitasi yang kuat. Sungguh pilihan yang tak ada untungnya sama-sekali, bukan?

4. Bumi akan lebih mendekat ke Matahari

worldatlas.com

Gravitasi adalah penyeimbang orbit antara planet dan bintang induknya. Ketika gravitasi sebuah planet meningkat, tak menutup kemungkinan jika planet tersebut akan semakin mendekat kepada bintang induknya, seperti yang ditulis laman Forbes.

Jika Bumi membesar, otomatis gravitasinya akan meningkat seperti yang telah dibahas sebelumnya. Kondisi tersebut akan merusak orbit normal antara Matahari dan Bumi saat ini. Bumi akan meninggalkan orbit layak huninya untuk mendekat ke Matahari.

Hal itu jelas sangat membahayakan kehidupan di Bumi. Seperti yang kita ketahui, semakin dekat sebuah planet dengan bintang induknya, semakin panas temperatur permukaannya. Bisa disimpulkan jika Bumi tak akan lagi layak huni seperti dulu kala. Tamatlah riwayat makhluk Bumi!

5. Rusaknya seluruh ekosistem di Bumi

washingtonpost.com/Scott Groth

Meluasnya wilayah daratan dan lautan di Bumi akan memengaruhi keseimbangan ekosistem. Hewan-hewan yang tadinya hidup damai di habitat mereka akan memiliki potensi bermigrasi dan mengubah tatanan ekosistem di Bumi.

Seperti beberapa hewan laut yang tak bisa hidup di perairan dangkal nan panas akan melakukan migrasi untuk mencari habitat yang sepadan dengan kebutuhannya. Namun, hal tersebut akan sia-sia karena seluruh wilayah laut telah berubah. Ya, hewan-hewan laut tersebut akan berakhir punah.

Punahnya hewan-hewan di Bumi jelas akan merusak ekosistem yang dulunya tertata rapi. Bumi akan benar-benar kacau tanpa adanya ekosistem yang seimbang.

6. Aktivitas vulkanik akan semakin meningkat

pexels.com/Erickson Balderama

Jika radius Bumi meningkat, maka energi yang terbentuk di dalam Bumi akan semakin banyak. Akan tetapi, ruang untuk melepaskan energi tersebut akan semakin sempit.

Oleh karena itu, aktivitas vulkanik atau letusan gunung berapi di 'Bumi besar' akan semakin sering terjadi, seperti yang dijelaskan oleh Rory Barnes dari University of Washington di laman Live Science.

Lain halnya dengan aktivitas tektonik yang memiliki dua kemungkinan, yakni meningkat atau tidak ada sama sekali. Pada spekulasi pertama, gerakan lempengan tektonik akan meningkat karena dorongan arus konveksi dalam Bumi yang semakin kuat. 

Akan tetapi, spekulasi kedua mengatakan jika di bawah tekanan yang tinggi, kerak Bumi akan menyatu sehingga tak akan pernah tercipta lempengan tektonik.

Baca Juga: Bumi Tanpa Bulan, Ini 7 Hal Buruk yang Akan Terjadi

Verified Writer

Mutiara Ananda

I write what I read, I read what I wrote.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya