TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Tanaman Ini Bisa Jadi Pendeteksi Adanya Polusi Udara

Beberapa sering kita jumpai di Indonesia, lho!

pohon sakura (pixabay.com/forumkrakow )

Polusi udara menjadi permasalahan lingkungan global saat ini. Dilansir NASA, polusi udara sendiri disebabkan oleh adanya partikel padat, cair, dan gas tertentu yang tersuspensi di udara. Partikel-partikel ini berasal dari banyak hal seperti knalpot kendaraan bermotor, gunung berapi, kebakaran hutan ataupun aktivitas industri.

Tahukah kalian jika terdapat tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai bioindikator adanya polusi udara? Berikut 8 diantaranya.

1. Pohon mangga

pohon mangga (pixabay.com/sarangib)

Pohon mangga yang sering kita lihat di samping jalan atau depan rumah ini ternyata dapat menjadi indikasi adanya polusi udara. Pohon mangga yang memiliki nama latin Mangifera indica ini dapat mendeteksi adanya sulfur dioksida (SO2), debu, dan asap.

Ketika kandungan sulfur dioksida di suatu tempat berlebih maka daun dan bagian antar daun akan menguning, bahkan berubah warna menjadi cokelat. Begitu juga saat kandungan debu dan asap dari kendaraan dan rokok berlebih, daun pohon ini akan menguning dan kemampuan berfotosintesis akan menurun.

Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa mangga dapat menjadi bioindikator adanya polusi udara di wilayah beriklim monsun. Penelitian yang dilakukan Moraes dan kawan-kawan di Brazil menunjukkan, bahwa pohon mangga bahkan tidak dapat tumbuh dengan baik di lingkungan industri yang tercemar sangat berat.

2. Pohon jambu biji

pohon jambu biji (pixabay.com/balouriarajesh)

Pohon jambu biji yang memiliki nama latin Psidium guajava L. ini ternyata juga bisa menjadi indikator adanya polusi udara di suatu wilayah. Pohon jambu biji ini dapat menjadi indikator polusi udara di wilayah beriklim tropis, seperti Indonesia, Brazil, India, Kenya, Meksiko, Peru, dan Nigeria.

Pohon jambu biji dapat menjadi indikator adanya kandungan fluorida (F), belerang (S), dan nitrogen (N) di atmosfer. Ketika kandungan-kandungan tersebut berlebih di atmosfer, daun akan mengalami kerusakan. Hal tersebut di karenakan kandungan-kandungan tersebut akan diserap tanaman dan terakumulasi di daun.

3. Pohon delima

pohon delima (pixabay.com/AselvadaAna)

Pohon delima juga dapat menjadi bioindikator adanya polusi udara. Khususnya di wilayah dengan iklim tropis. Pohon yang memiliki nama latin Psidium cattleyanum ini juga dapat mendeteksi kandungan fluorida (F), belerang (S), dan nitrogen (N) di atmosfer.

Berdasarkan penelitian Moraes di Brazil, pohon delima juga akan menujukan gejala yang sama ketika kandungan fluorida (F), belerang (S), dan nitrogen (N) di atmosfer berlebih. Daun akan mengalami kerusakan, tapi tingkat kerusakan daun tidak separah pohon jambu biji.

Baca Juga: 5 Kandungan Berbahaya Polusi Udara Paling Umum, Sering Kita Hirup!

4. Pohon ek

pohon ek (pixabay.com/JamesDeMers )

Pohon ek banyak digunakan sebagai bioindikator adanya polusi udara di negara empat musim. Dilansir DownToEarth, pohon dengan nama latin Quercus species ini dapat mendeteksi sulfur dioksida dan ozon.

Ketika kandungan kandungan sulfur dioksida di udara tinggi, daun dan gagang pohon ek akan menguning. Kemudian saat ditemukan kandungan ozon daun pohon ek akan muncul bintik-bintik merah dan coklat serta daun akan terlipat.

Penelitian Capannesi dan kawan-kawan pada tahun 1993 menujukan, bahwa daun pohon ek akan mengakumulasikan berbagai kandungan kimia dalam atmosfer. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan, jika kandungan kimia berbahaya lebih banyak terakumulasi pada daun dibandingan tanah di wilayah tersebut.

Penelitian Jervis dan Qureshi mengatakan, jika pohon ek bahkan bisa digunakan sebagai bioindikator di hampir semua zat kimia indikator polusi udara. Bahkan pohon ek dinilai lebih baik daripada pohon maple dan birch.

5. Pohon pinus

hutan pinus (pixabay.com/MolnarSzabolcsErdely)

Pohon pinus yang memiliki nama latin Pinus roxburghii dapat mendeteksi kandungan sulfur dioksida dan ozon. Dilansir DownToEarth, ketika ditemukan kandungan sulfur dioksida di udara maka daun pohon pinus akan berubah warna menjadi kuning.

Sama seperti pohon ek, jika ditemukan kandungan ozon, permukaan daun akan ditemukan bintik-bintik merah dan coklat, serta daun akan terlipat. Kemudian ranting ujung pohon pinus akan terbakar.

Legee dan dan Bogner dari Universitas Calgary melakukan penelitian pada pinus selama 11 tahun di wilayah pabrik gas di Kanada. Hasil yang diperoleh daun mendeteksi gas sulfur dioksida dengan baik. Kemampuan berfotosintesis berkurang dari tahun ke tahun. Mereka mengungkapkan bahwa pohon pinus sangat baik untuk mengukur polusi udara di ekosistem hutan.

6. Pohon sakura

pohon sakura (pixabay.com/Couleur)

Pohon sakura juga dapat dijadikan bioindikator adanya polusi udara. Tanaman yang memiliki nama latin Prunus cerasoides ini dapat menjadi indikator adanya hidrogen fluorida (HF). Ketika kandungan hidrogen fluorida terdeteksi di udara, pohon sakura akan merespon dengan menguningnya tepi daun-daunnya.

Hidrogen fluorida sendiri sumber utamanya ialah berasal dari industri fluor. Senyawa ini ketika kontak dengan udara akan menjadi asam fluorida. Senyawa ini beracun dan berbahaya, ketika terhirup manusia akan mengakibatkan kematian.

7. Pohon asam jawa

Pohon asam jawa (pixabay.com/ambadysasi)

Pohon satu ini juga banyak ditemukan di Indonesia. Pohon yang memiliki nama latin Tamarindus indica ternyata juga dapat digunakan sebagai bioindikator polusi udara.

Dilansir DownToEarth, pohon ini dapat mendeteksi keberadaan sulfur dioksida. Memiliki gejala yang sama, ketika sulfur dioksida terdeteksi daun dan dahan dari pohon asam jawa akan berubah warna menjadi kuning.

Berdasarkan penelitian Aasawari dan Umesh tahun 2017 lalu, pohon asam jawa masuk dalam kelas paling toleran dalam polusi udara. Pada penelitian mereka, nilai indeks toleransi polusi udara pohon asam jawa adalah 8,8.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa kemampuan pohon jawa menyerap polusi udara cukup baik. Selain sebagai bioindikator, asam jawa dapat digunakan sebagai tanaman dalam perencanaan wilayah di masa mendatang.

Baca Juga: Tak Disangka, 5 Benda Ini Sebabkan Polusi Udara di Dalam Rumah

Verified Writer

Puspa

Love myself, love yourself!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya