5 Alasan Kucing Tidak Boleh Diberi Paracetamol, Bisa Fatal Akibatnya
Jangan asal beri obat kepada 'si meng', ya #IDNTimesScience
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kucing adalah salah satu hewan yang paling banyak dijadikan peliharaan. Selain diberi makan, minum, dan tempat tinggal yang layak, pemilik juga harus memberikan perhatian terhadap status kesehatan mereka. Seperti halnya manusia, kucing pun juga bisa sakit.
Namun, tidak jarang pemilik kucing mencoba mengobati sendiri dengan memberikan obat-obatan manusia. Alih-alih menyembuhkan, tindakan malah membuat mereka keracunan. Salah satu obat yang paling fatal dampaknya adalah paracetamol.
Mengapa paracetamol tidak boleh diberikan kepada kucing? Simak alasannya berikut!
1. Kucing tidak memiliki enzim yang bisa memproses paracetamol dengan baik
Dilansir At Dove, paracetamol yang masuk ke dalam tubuh akan diproses di hati oleh enzim yang disebut glucoronyl transferase. Hal ini bisa menghasilkan zat non-toksik yang dibuang bersama dengan urine.
Vetlexicon melansir, sebaliknya, ketika terjadi defisiensi glucoronyl transferase, tubuh tidak bisa memproses paracetamol dan justru menghasilkan racun yang disebut dengan N-acetyl-para-benzoquinoneimine (NAPQI). Zat ini dapat merusak sel darah merah dan berbagai organ lain.
Celakanya, seperti dilansir MSD Vet, kucing sangat sensitif terhadap paracetamol karena secara alami mereka tidak memiliki enzim glucoronyl transferase yang cukup. Kapasitas untuk memproses paracetamol pun kurang dan berakhir menjadi racun.
Baca Juga: Ada yang Beracun, 12 Potret Hewan dengan Warna Mencolok di Tubuhnya
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Perlakuan Manusia pada Kucing yang Sering Dibenci Kucing, Yuk Sadar!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.